Inilah Faktor Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

Diposkan oleh Unknown on 16 January 2015

Manajemen Persik Kediri sadar diri sehingga memutuskan membubarkan tim dan tidak mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Dua faktor utama yaitu tunggakan gaji pemain dan ketiadaan sponsor yang masuk menjadi penyebab tim berjuluk Macan Putih itu gagal lolos verifikasi dan memilih undur diri dari ISL.

“Memang ada kendala yang mengakibatkan kita gagal lolos verifikasi dan tidak bisa berkiprah di ISL musim ini,” kata Ketua Umum Persik Kediri, Barnadi saat dikonfirmasi berada di Malang, Jawa Timur, Jumat (16/1/2015).

Untuk gaji pemain, manajemen Persik masih memiliki tunggakan hutang 4 bulan gaji pemain yang nilai seluruhnya mencapai sekitar Rp 2 miliar. Manajemen pun berjanji akan memberikan hak pemain itu jika telah ada uang yang masuk. Salah satu dana segar yang diharapkan masuk adalah sharing dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) saat dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LI pada 31 Januari mendatang.

Namun Barnadi mengaku tidak mengetahui pasti berapa besar dana yang didapat saat RUPS tersebut. Para pemain pun diminta bersabar jika gajinya dibayar secara bertahap, berdasarkan dana yang ada.

“Kalau dapat dari RUPS PT LI, pasti gaji pemain akan saya bayar. Apakah cukup atau tidak, pokoknya kalau ada uang masuk segera dibayar. Pemain harus bersabar kalau misalnya kami beri 50 persen dulu atau sebagian dulu,” papar Barnadi.

Selain masalah gaji, klub kebanggaan Persikmania itu juga kesulitan untuk menggaet sponsor. Manajemen memang sudah mengajukan proposal ke salah satu pabrik rokok besar yang berbasis di Kediri yakni Gudang Garam. Sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban dari perusahaan rokok tersebut.

“Kota kecil seperti Kediri ini sulit untuk menarik minat sponsor, berbeda dengan kota besar seperti Surabaya, Malang, Bandung dan Jakarta. Gudang Garam pun sampai sekarang belum ada jawaban,” ujar Barnadi.

Menurutnya, untuk satu musim kompetisi penuh Persik Kediri butuh dana sedikitnya Rp 15 miliar. Itupun sudah terbilang sangat kecil dengan nilai kontrak pemain yang sederhana. Karena berbagai kesulitan itulah manajamen Persik menyadari jika diputuskan gagal lolos verifikasi PT LI.

“Ini akhirnya yang menjadi keputusan manajemen untuk membubarkan tim dan tidak ikut ISL 2015. Kami akan ikut kompetisi Divisi Utama entah musim ini atau vakum dulu hingga setahun kedepan,” pungkas Barnadi.

(Liputan6.com)
Baca SelengkapnyaInilah Faktor Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

PSM, Persebaya, dan PBR di Ujung Tanduk

Diposkan oleh Unknown

Tiga di antara enam klub yang lolos verifikasi keikutsertaan Liga Indonesia 2015 dengan catatan, berada di ujung tanduk.

Dalam proses audit yang dilakukan Kamis (15/1) kondisi keuangan mereka masih minus. Kemungkinan pelarangan penggunaan pemain asing bukan sebuah keniscayaan.

PT Liga Indonesia sebagai administrator kompetisi membagi dua kategori klub bermasalah. Yang pertama klub-klub yang masih menyisakan utang plus proyeksi pendanaan meragukan. Tiga klub masuk kategori ini: Persebaya, PSM, dan Pelita Bandung Raya.

Kategori kedua, klub yang jumlah utangnya relatif aman, namun proyeksi keuangannya di musim 2015 masih menyisakan pertanyaan. Klub-klub yang masuk kategori ini, antara lain Persija, Arema Cronus, dan Gresik United.

"Untuk kategori yang kedua sebenarnya bisa dikatakan siap mengikuti kompetisi LSI 2015, mereka hanya perlu lebih efisien mengatur keseimbangan keuangannya agar menjalani kompetisi tanpa gangguan," ucap Joko Driyono, CEO PT LI.

Perhatian khusus diberikan PT LI pada tiga klub yang masuk kategori pertama.

"Dalam pertemuan kami meminta penjelasan terperinci solusi mereka menyelesaikan tunggakan utang. Selanjutnya kami juga memeriksa modal finansial yang dimiliki untuk menjalani LSI 2015," kata Joko.

Pada Senin (19/1), PT LI akan kembali menggelar rapat pleno. Amat mungkin terjadi, Persebaya, PSM, dan PBR masuk daftar merah dan berada di ujung tanduk terancam tidak boleh mengontrak pemain asing. - Ulang Tahun -

"Keputusan ini jangan dianggap sebuah hukuman. Justru sebenarnya dipahami bahwa PT LI justru berusaha membantu menyehatkan keuangan klub-klub tersebut," ujar Joko.

(BolaNews.com)
Baca SelengkapnyaPSM, Persebaya, dan PBR di Ujung Tanduk

Manajemen Arema Masih Nego 6 Sponsor Lagi

Diposkan oleh Unknown on 15 January 2015

Arema Indonesia layak untuk bertepuk dada dalam urusan finansial. Bagaimana tidak, di tengah banyaknya tim lain berteriak karena mengalami krisis finansial, tim berjuluk Singo Edan ini justru malah kebanjiran tawaran sponsor untuk mengarungi kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim depan. Manajemen Arema betul-betul tidak membuang waktu dalam hal perburuan sponsorship untuk musim depan, manajemen terus intensif melakukan penjajakan dengan calon sponsor.

Setelah memastikan mengantongi lebih dari Rp 8 miliar dari sponsorship, nyatanya tidak membuat manajemen Arema Cronus berpuas diri dalam berburu sponsorship jelang bergulirnya kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2015.

Chief Executive Officer (CEO), Arema Cronus, Iwan Budianto mengaku manajemen saat ini tengah menjalin negosiasi dengan enam calon sponsorship yang berpotensi menyuntikkan dana ke klub pujaan Aremania ini.

“Ada beberapa yang sedang negosiasi dengan kita,” ungkap pria yang karib disapa IB ini.

Bahkan, Ia membeberkan, empat dari enam calon sponsor Arema merupakan perusahaan kelas kakap. Keempat calon sponsor itu berpeluang besar membantu pendanaan tim Singo Edan mengarungi kompetisi musim depan.

“4 yang besar, dan 2 yang berpotensi sedang,” bebernya.

Sayangnya, mantan Direktur Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) ini enggan membuka nama calon-calon sponsor Arema. “Kalau sudah deal saja dipublikasikan,” elak dia.

Pemasukan Arema dari sponshorship juga bisa lebih banyak di banding musim lalu. Musim ini PT Liga Indonesia (PT LI) akan menggulirkan Piala Indonesia. Dengan digelarnya PI, maka potensi pemasukan akan melimpah. - Catering Prasmanan -

“Karena kita masih punya kompetisi Copa (Piala Indonesia) yang sedang kita “bidding” sponsornya,” tuturnya.

Bahkan, pemasukan Arema juga bertambah sepanjang musim depan, yakni berasal dari e-board electric LED Perimeter Advertising Led Display, di stadion Kanjuruhan, Kepanjen, kabupaten Malang.

Musim lalu saja, Arema bisa mendapat suntikan dari 15 sponsorship yang bersifat insidentil di setiap pertandingan home yang terpampang di e-board.

“Juga dari sponsor e-board,” urainya.

Dengan potensi pemasukan tersebut, manajemen tambah IB menargetkan dapat mengantongi dana sebesar Rp 10 miliar yang hanya berasal dari sponsorship. “Target 10 milyar sam,” tandasnya.
Baca SelengkapnyaManajemen Arema Masih Nego 6 Sponsor Lagi

Persik Kediri Masih Bermimpi Tampil di ISL 2015

Diposkan oleh Unknown

Persik Kediri sepertinya tak mau turun kasta. Setelah dinyatakan tak lolos verifikasi, tim berjuluk Macan Putih mencari cara agar tetap bisa bermain di kompetisi kasta tertinggi yakni Indonesia Super League (ISL).

Ya, Persik dan Persiwa Wamena divonis PT Liga Indonesia sebagai tim yang memiliki persoalan finansial. Oleh karena itu dua tim tersebut dianggap tidak layak mengikuti kompetisi level tertinggi yang rata-rata menyedot banyak dana.

PT Liga sudah memutuskan, Persik dan Persiwa tidak lolos verifikasi sebagai peserta ISL. Meski keduanya tetap akan dapat materi dari pembagian keuntungan ISL, tapi musim depan mereka harus bermain di kompetisi kasta kedua (Divisi Utama).

Saat ini, kubu Persik tengah mencari cara agar tetap bisa bermain di ISL. Salah satunya dengan cara mengklaim sudah mendapat sponsor kakap yang akan membantu Macan Putih mengarungi kompetisi nanti.

"Kami sudah punya sponsor yang berjanji membantu dana Rp15 miliar. Ini perlu kami sampaikan agar Persik tetap bisa bermain di ISL nanti," ungkap Media Officer Persik Yahya Bahri. - Catering Enak -

Jika PT Liga mengetahui hal ini, kata Yahya, Persik optimistis masih diberi kesempatan berlaga di kompetisi kasta tertinggi. "Semoga keputusan PT Liga kemarin bukan keputusan final. Sebab, PT Liga harus mempertimbangan hal ini," katanya.

Yahya mengatakan, sang investor baru akan memastikan dukungan kepada Persik, akhir Januari ini. Namun, Yahya enggan menyebutkan nama perusahaan yang siap menggelontorkan dana belasan miliar buat Macan Putih.

"Pokoknya perusahaan besar dan bonafid. Tapi, mohon maaf, tidak bisa kami sebut nama perusahaan itu sekarang. Biar saya sampaikan dulu ke PT Liga dan respon mereka bagaimana," pungkas Yahya.

(JawaPos)
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Masih Bermimpi Tampil di ISL 2015

Persik Juga Tak Punya Dana Bermain di Divisi Utama

Diposkan oleh Unknown on 14 January 2015

Manajemen Persik Kediri mengakui tim Macan Putih sedang mengalami kesulitan dana, sehingga berujung terhadap pencoretan klub tersebut dari keikutsertaan di Indonesia Super League (ISL) 2015.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono sebelumnya menyatakan, Persik dan Persiwa Wamena masuk dalam kategori klub yang dinilai memiliki kelemahan dari segi finansial untuk mengarungi ISL 2015. Persik dan Persiwa juga masih belum bisa dipastikan bermain di Divisi Utama, karena menunggu keputusan dari PSSI.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengatakan, manajemen dan pengurus menerima keputusan PT Liga tersebut. Kendati demikian, manajemen akan berusaha mencari sponsor agar bisa mengikuti kompetisi musim 2015, dan ia tetap berharap ada keajaiban. - Catering Murah -

“Kami berusaha agar Persik tidak terkubur, dan berupaya mengambil langkah lebih lanjut. Kami akan mencari uang untuk persiapan 2015. Sekalipun tidak bisa berlaga di ISL, kami berharap ada mukjizat untuk bermain di Divisi Utama,” kata Anang.

Seperti diketahui sampai saat ini manajemen masih mempunyai tanggungan utang sekitar Rp 2 miliar pada pemain.

"Saya akui klub masih punya utang, namun kami sama sekali tidak berniat lepas tangan. Sebaliknya, kami tengah berjuang sekuat tenaga menyelesaikan utang itu," ujar Barnadi, Ketum Persik.

"Kami sedang melakukan negosiasi dengan sejumlah investor. Paling lambat akhir Januari utang kami bisa diselesaikan," imbuhnya.

Namun, saat ditanya detail sampai sejauh mana perkembangan negosiasi dengan calon investor, Barnadi tak bisa menjawab.
Baca SelengkapnyaPersik Juga Tak Punya Dana Bermain di Divisi Utama

Keputusan Coret Persik dan Persiwa dari ISL Sudah Final

Diposkan oleh Unknown on 13 January 2015

Euforia Persik Kediri usai memenangi laga final Piala Gubernur Jatim 2015, tidak berlangsung lama. Hanya dalam kurun 24 jam, muncul kabar mengejutkan, yakni pencoretan nama Macan Putih sebagai peserta Liga Super Indonesia (ISL) musim ini.

Kabar ini langsung menuai reaksi dari manajemen tim. Salah satu upayanya adalah dengan meyakinkan PT Liga Indonesia selaku operator liga, bahwa Persik sudah memiliki sponsor dan siap bertarung di pentas ISL 2015.

"Kami sudah dengar kabar itu sore hari. Tapi, kami terus berikhtiar agar tetap berlaga di ISL. Kami akan berusaha sampai sudah tidak ada lagi kesempatan untuk itu," jelas Media Officer Persik, Yahya Bahri, tak lama setelah mendapat kabar dari PT LI.

"Saat ini, kami terus berusaha negosiasi dengan pihak sponsor, salah satunya Gudang Garam dan perusahaan-perusahaan lain di Kediri. Ini salah satu usaha kami dalam meyakinkan PT LI. Kalau kemudian Persik tetap diputuskan tampil di Divisi Utama, kami akan mempersiapkan tim untuk kompetisi tersebut," sambungnya. - Catering Malang -

Pada kesempatan terpisah, gagalnya tim idola tampil di ISL 2015 membuat Persikmania berduka. Padahal, mereka baru saja bersuka cita usai meraih gelar juara Piala Gubernur Jatim kali kelima.

"Seharusnya manajemen bisa solid dan komitmen dalam menanganinya bukan sebaliknya. Adanya kabar Persik tidak bisa ikut ISL, kami hanya bisa pasrah," keluh salah satu pentolan Persikmania, Widodo.

Sementara itu Persik Kediri sudah pasti tidak akan mengikuti Indonesia Super League 2015. Posisi mereka juga tidak akan diganti oleh klub lain. Ini disampaikan oleh CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (13/1/2015) sore.

"Keputusan itu sudah final," kata Joko.

Tanpa Persik Kediri dan Persiwa Wamena, tersisa 18 klub yang akan tampil pada ISL musim depan. Posisi kedua klub tidak akan diganti oleh klub lain agar kompetisi diikuti oleh 20 klub.

"PT Liga tidak mengusulkan pergantian," jelas Joko.

Persik dan Persiwa batal ikut serta pada ISL 2015 karena tidak lolos verifikasi. Verifikasi difokuskan pada finansial dan infrastruktur. Persik dan Persiwa termasuk kategori klub yang lemah dari segi finansial untuk mengikuti ISL.
Baca SelengkapnyaKeputusan Coret Persik dan Persiwa dari ISL Sudah Final

Profesionalisme yang Bertumpu Pada Donatur

Diposkan oleh Unknown on 10 January 2015

Profesionalisme yang selalu dibanggakan PSSI terkait pengelolaan klub-klub ISL nyatanya hanya sebatas pada kata-kata. Profesional hanya sebatas badan hukum. Pengelolaan finansial yang baik secara perusahaan, entah itu upaya memaksimalkan pendapatan atau meminimalisir kerugian masih dilakukan dengan cara-cara tradisional.

Salah satu hal kentara yang bisa terlihat adalah sumber pendapatan dana yang didominasi oleh para donatur. Sistem ini mirip-mirip seperti apa yang lazim dilakukan klub-klub Galatama di dekade 70-80an. Ibarat dua sisi mata uang, akan ada dua kemungkinan yang bisa dicapai, tetap eksis atau bubar. Namun opsi kedualah yang banyak terbukti di Indonesia. Bukti kegagalan sistem pendanaan secara donatur ini bisa terlihat dari dua klub semenjana yang kini sedang berjuang mati-matian agar bisa tetap eksis di ISL, Persiwa Wamena dan Persik Kediri.

Manajer Persiwa, Agus Susanto mengakui bahwa mayoritas anggaran Persiwa didapat dari sumbangan Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua. "Hampir 70-80% biaya operasional kami selama satu musim didapat dari sumbangan bupati-bupati di Pegunungan Tengah," ungkapnya.

Dari data yang didapat Jawa Pos, jumlah kabupaten di sekitaran pegunungan tengah mencapai 10 kabupaten. Tercatat biaya operasional Persiwa saat mengikuti Divisi Utama musim lalu mencapai 13 Milyar. Estimasinya berarti di musim lalu, setiap bupati menyumbang 1,3 Milyar untuk Persiwa. - Catering Malang -

Meski begitu, Agus membantah dugaan itu. Menurutnya sumbangan itu tak bersifat memaksa, maka dari itu tiap bupati memberikan sumbangan dengan nilai yang berbeda-beda. "Tentu saja bantuan terbesar dari bupati Jayawijaya, selaku pemilik Persiwa secara wilayah," ungkapnya.

Dengan dana yang didapat dari sumbangan para bupati maka tak menutup kemungkinan kebocoran penggunaan APBD untuk sepakbola. Meski begitu, Agus tak begitu peduli dengan asal-usul itu, dia tetap yakin bahwa sumbangan dana yang didapat dari donatur murni dari kocek pribadi bupati-bupati itu sendiri.

Ketidakjelasan dana ini juga dialami oleh Persik Kediri. Secara blak-blakan, Wakil Manajer, Rudi Hermanto mengutarakan bahwa pendapatan bersih Persik di ISL musim lalu berkisar 10 Milyar. Angka ini tentu saja jauh dari target manajemen yang berharap mendapatkan 13 Milyar. Dengan keminusan ini wajar saja jika Persik memiliki masalah tunggakan gaji kepada seluruh pemain pada musim lalu hingga empat bulan lamanya

Tapi jangan sangka angka pendapatan 10 Milyar yang didapatkan Persik bukanlah berkat kelihaian manajemen memanfaatkan potensi bisnis. Rudi mengakui bahwa 80% pemasukan itu didapat dari donatur yang konon katanya adalah para pengusaha kaya yang gila bola dan bermukim di Kediri. Salah seorang orang dalam Persik membocorkan bahwa salah satu donatur terbesar Persik adalah Iwan Budianto, Manajer Arema Cronus. Dan patut dicatat sumbangan ini sukarela, tanpa pamrih mendapat untung lebih.

Diluar pemasukan dari donatur, sumber pendanaan Persik hanya mengandalkan sektor tiket yang berkeuntungan 1,3 Milyar dan revenue sharing televisi dari PSSI yang berjumlah 2 Milyar. Total pemasukan dari Aboard tak jadi hitungan, karena nominalnya yang teramat kecil hanya mencapai puluhan juta. Dengan begitu berarti ada sekitar 7-8 Milyar uang donatur yang diserap oleh Persik. "Klub-klub kecil di daerah kondisinya memang seperti itu, sulit untuk tak hanya bergantung pada sosok donatur," keluh Rudi.

Terlalu bertumpu mengandalkan kucuran dana donatur memang jadi sebuah dilema tersendiri. Tak adanya kontrak hitam di atas putih membuat kucuran dana bisa berhenti kapanpun, tergantung mood si empu pemilik uang. Hal ini diakui Agus. Tak jarang dia berkeluh kesah kepada media menuntut agar bupati-bupati itu merealisasikan janji membantu Persiwa. "Ya itulah resikonya, agar bisa tetap bertahan kami harus jangan putus asa menagih janji-janji itu," ungkapnya.

(JawaPos)
Baca SelengkapnyaProfesionalisme yang Bertumpu Pada Donatur

Saatnya PT. Liga Indonesia Bersikap Tegas

Diposkan oleh Unknown

Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mendukung penuh wacana PT Liga Indonesia yang berencana tidak meloloskan tim-tim penunggak gaji ke Indonesia Super League (ISL) di musim baru nanti. Sebab, dengan begitu, tim-tim yang bermasalah tersebut bisa memiliki tanggung jawab untuk membayar gaji pemain dan pelatih.

"Kalau memang masih ingin menggunakan embel-embel profesional, ya tim yang masih memiliki tanggungan utang di musim lalu sebaiknya di enyahkan saja," ujar Chief Executive Officer (CEO) APPI Valentino Simanjuntak. "Jadi, kalau PT Liga berencana bersikap tegas, kami dari APPI sangat mendukung," timpalnya.

Pria berdarah Batak itu lantas mengungkapkan bahwa, saat ini jumlah klub yang masih menunggak gaji pemain dan pelatih mereka cenderung bertambah. Pasalnya, selama awal Januari, mereka juga baru saja menerima laporan dari beberapa pemain yang hak-hak mereka belum juga dipenuhi oleh klub. - Catering Enak -

Dengan begitu, menurut Valentino, dia dan rekan-rekannya berencana untuk melakun rilis ulang tim-tim bermasalah dengan gaji pemain di awal pekan," Kalau nggak Senin, mungkin Selasa kami akan merilis data baru klub-klub penunggak gaji. Dan, kami berharap mereka yang bermasalah itu tidak diloloskan dalam verifikasi finansial," timpalnya.

Pria yang juga seorang presenter olaharaga dan pengcara tersebut mengatakan, dari data baru yang mereka terima besar kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan data yang pernah mereka rilis sebelumnya. Pasalnya, sampai saat ini belum ada perkembangan klub-klub yang pernah mereka rilis sebagai penunggak utang itu melunasi hak pemain.

Hanya saja, Valentino enggan menyebutkan klub mana saja yang melengkapi rilis mereka di pertengahan Desember lalu itu. Tapi, dari beberapa sumber internal APPI menyebutkan bahwa, ada tiga klub lain yang termasuk dalam penunggak gaji pemain, mereka adalah Persik Kediri, Persiba Balikpapan dan Persela Lamongan.

Terlepas dari itu, berdasarkan data dari pihak PT Liga Indonesia, sampai saat ini adalah lima klub yang masih belum melunasi gaji pemain mereka di musim lalu. Seperti Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Pelita Bandung Raya, Persik Kediri dan Persiwa Wamena.

(JawaPos)
Baca SelengkapnyaSaatnya PT. Liga Indonesia Bersikap Tegas