Bukan zamannya lagi menyanyikan nyanyian-nyanyian berbau sara saat mendukung Persib.
Pesan itu muncul pada acara "Fasilitas Pekan Temu Pemuda Komunitas Suporter Bola Bandung," di Jayakarta Hotel, Bandung, Sabtu (24/9).
"Sudah bukan saatnya menyanyikan lagu-lagu rasis di stadion," ujar Yana Umar, pentolan Viking, salah satu kelompok suporter Persib, di acara itu. Nyanyian bernada makian sering terdengar di stadion, terutama kala Persib melakoni laga kandang.
Sasarannya terutama untuk suporter dua tim yang selama ini dilabeli "musuh bebuyutan" Pangeran Biru, Arema Cronus dan Persija Jakarta. Bahkan, lagu bernada umpatan itu tetap terdengar meski Persib sedang bertanding melawan tim lain.
"Bobotoh harus lebih kreatif membuat chant untuk menyemangati Persib," kata dirigen Viking ini. Manajar Persib, Umuh Muchtar, mendukung niat baik bobotoh.
"Saya minta agar tidak ada lagi rasis. Bobotoh Persib mempunyai predikat suporter terbaik. Karena itu, ya mesti dipertahankan," ujar Umuh di acara yang sama.
Yana dan kawan-kawan bekerja sama dengan Dispora Kota Bandung untuk menggelar acara bertajuk "Suporter Sepak Bola Bandung yang Santun dan Beretika" ini.
Kadispora Kota Bandung, Dodi Ridwansyah, mengatakan, kerja sama dengan bobotoh ini demi mendukung usaha meredam aksi SARA di stadion.
"Kita harus mengurangi unsur SARA sehingga hanya mendengar lagu-lagu yang enak seperti di luar negeri," kata Dodi di sela-sela kegiatan itu.
Bahkan, pihaknya berencana untuk menggelar perlombaan penciptaan lagu tanpa unsur SARA. "Mari mulai hari ini untuk mengubah mental dan prilaku bobotoh agar semua melihat bobotoh bisa berlalu santun," ujar Dodi. (tribun)