Piala Indonesia,- Aksi mogok skuad tim Arema Indonesia yang baru saja keluar sebagai juara Indonesia Super League Edisi Kedua musim 2009/2010 membuat kecewa PT Liga Indonesia (PT LI). ‘’Saya kecewa dengan situasi Arema ini. Meski ini juga adalah proses pembelajaran untuk Arema. Hal semacam ini biasa saja terjadi dimanapun. Saya hanya menduga bahwa ini akan selesai juga. Seperti biasanya, masalah yang dialami Arema selama ini,’’ ungkap CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono.
Perihal tuntutan gaji dan bonus, Joko mengaku sebenarnya telah memberikan penjelasan langsung kepada Robert. Namun kenyataannya, pelatih asal Belanda ini seperti tak mau mengerti, sehingga mengumpulkan pemain untuk rapat dan mereka memutuskan mogok latihan.
‘’Harusnya mereka merasa sebagai satu kesatuan, karena kondisi tim Arema tidak seperti klub lain yang punya uang banyak. Jadi harus mengerti dengan posisi yang ada sekarang dan menyikapinya dengan bijak. Menuntut manajemen dan melakukan pressing justru tidak menghasilkan apa-apa. Menurut saya keputusan mogok seperti ini adalah sesuatu yang memalukan,’’ terang Joko.
Kekecewaan PT LI ini bisa dimaklumi, lantaran Arema Indonesia disebut-sebut sebagai proyek percontohan tim professional. ‘’Manajemen Arema sebenarnya sudah berusaha, tapi kenyataan memang belum bisa memenuhi, karena terhutang. Tapi regulasi menjamin hak mereka tidak akan hilang. Melakukan mogok, bukan Arema yang rugi, justru merugikan diri sendiri,’’ yakin pria asal Ngawi ini.
‘’Robert mengeluh karena sebagai tim juara, tak mendapatkan fasilitas sebagai tim juara dan dia marah pada manajemen. Padahal yang juara itu Arema. Bukan orang per orang dan harusnya tidak boleh marah pada manajemen. Saya tadi (kemarin, Red.) marah pada Robert. Katanya Kamis mau kembali, tapi saya tidak peduli lagi. Kalau fail, harusnya fail semua, mereka harus menyadari karakter klub ini,’’ lanjut Joko.
Menurutnya, semua pihak, khususnya tim pelatih dan pemain harus memiliki kesabaran, karena proses sedang berlangsung. Pemain dan pelatih tidak bisa menuntut begitu saja, layaknya seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan.
‘’Itu harusnya mereka sadari, karena di Arema, mereka itu satu keluarga, bukan seperti karyawan dengan persuahaannya. Tanpa bendera Arema, mereka itu bukan apa-apa,’’ yakin Joko dengan nada kesal. Mantan manajer Pelita KS ini memahami manajemen Arema Indonesia yang telah berusaha, meski juga tidak mudah menyikapi kondisi seperti ini. Satu-satunya harapan manajemen, menurut Joko, adalah meminta kerendahan hati pemain agar mau mengerti kondisi yang ada.
‘’Manajemen bukan untuk ditodong atau untuk menalangi. Manajemen sudah berusaha, tapi mereka memang tidak jagoan. Manajemen harus mengkomunikasinnya apa adanya dengan baik. Kalau memang dalam posisi dead lock, mungkin Arema bisa tampil dengan pemain U-21,’’ terang Joko. Maksudnya adalah Arema Indonesia tampil dengan pemain U-21 saat menghadapi Persib Bandung pada pertandingan leg pertama babak 8 besar Piala Indonesia 2010, Minggu (18/7) depan.
Sementara itu semalam, manajemen terus merapatkan diri menghadapi situasi krisis seperti sekarang. Dari pertemuan itu, manajemen sangat menyesalkan dengan sikap pemain dan asisten pelatih yang tidak konsisten.
‘’Manajemen telah berusaha untuk menyelesaikan persoalan dan telah disepakati sebelumnya. Tapi mereka justru tidak turut dalam uji coba. Sikap tidak konsisten itu telah dilaporkan ke pengurus yayasan. Dalam waktu dekat, pengurus akan segera rapat untuk mengambil langkah berikutnya,’’ ujar media officer Arema Indonesia, Sudarmadji. Prinsipnya, kata dia, manajemen bukan tidak memenuhi apa yang menjadi hak pemain. Tapi hanya terjadi penundaan dalam memenuhi hak-hak pemain. (sumber:malangpost)
Lihat juga : JADWAL, UPDATE dan TOPSKOR WORLD CUP 2010
PELUANG USAHA :
Home » Piala Indonesia » PT Liga Indonesia Buka Peluang Arema Indonesia U-21