Era Baru Sepakbola Industri Indonesia

Diposkan oleh Unknown on 19 September 2010

LIGA INDONESIA,-  "Kami baru tahu bahwa klub-klub Liga Super ternyata punya saham sebesar 95 persen yang dipegang PSSI. Tapi kami tidak pernah mendapatkan hasilnya," kata Asisten Manajer Keuangan PSM Makassar Suhardi Hamid.

Mengenakan kemeja batik biru dan celana panjang dengan warna senada, Arifin Panigoro tampak tenang menghadapi gencarnya pertanyaan para jurnalis mengenai kemunculan Liga Primer Indonesia. Kompetisi sepak bola profesional ini bakal digelar tak sampai sebulan setelah Liga Super Indonesia dimulai pada 26 September nanti. Disebut sebagai kompetisi pesaing Liga Super dan bakal ditentang oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Arifin tetap tenang. "The show must go on,"ujar Arifin sambil tersenyum.

Arifin adalah satu di antara beberapa pengusaha pendukung terbentuknya Liga Primer. Menurut dia, Liga Primer memiliki konsep pengelolaan yang baik dan bisa menjadi kompetisi profesional yang mandiri. "Saya rasa semua konsepnya sudah dirancang dengan baik dan saya yakin kompetisi ini bisa berjalan lancar secara profesional. Kita lihat saja nanti perkembangannya," kata bos perusahaan Medco Energi itu.

Sebanyak 20 perwakilan klub, sebagian besar adalah anggota Laga Super, hadir dalam pertemuan tentang pengenalan format kompetisi Liga Primer di rumah Arifin, Jumat lalu. Perwakilan klub Liga Super yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Persija Jakarta, Persijap Jepara, Arema Indonesia, Persema Malang, Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura.

Perwakilan klub sepakat menjalankan breakawayleague, yaitu kompetisi baru yang mandiri, termasuk bebas dari campur tangan PSSI, dengan pengelolaan yang bisa menguntungkan klub. "Kami ingin suasana kompetisi yang sehat dan bersih. Liga Super bukan kompetisi yang bagus karena seperti mengisap darah klub yang jatuh-bangun keluar uang banyak untuk operasional," kata Ketua Umum Persebaya Surabaya Saleh Ismail Mukadar.

Breakaway league sebenarnya bukan barang baru dalam kompetisi sepak bola profesional. Inggris pernah melakukannya pada 1992 dan kini Laga Primer Inggris menjadi kompetisi paling terkenal di dunia. Breakaway league juga dilakukan oleh Skotlandia pada 1998 dan Italia, yang mereformasi kompetisi Seri A tahun ini. Meski mumi untuk bisnis, federasi sepak bola di negara tersebut tetap dilibatkan dalam pengelolaan kompetisi.

Munculnya Liga Primer sebagai kompetisi profesional dan menjanjikan keuntungan bagi klub peserta bisa jadi ancaman bagi PSSI, yang hanya mengakui Liga Super sebagai kompetisi sepak bola profesional tertinggi yang sah di Tanah Air. Namun klub peserta breakaway league sebenarnya tetap merupakan anggota PSSI dan mengacu pada peraturan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Arya Abhiseka, salah satu penggagas Liga Primer, menyatakan Liga Primer tidak melanggar aturan dalam Statuta PSSI maupun FIFA. "Klub yang ikut Liga Primer jelas masih jadi anggota PSSI. Format kompetisi Liga Primer tidak jauh berbeda dengan Liga Super. Tidak ada perubahan drastis karena ini masih masa transisi, supaya semua berjalan lancar," kata Arya.

Klub peserta Liga Primer dilarang memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, seperti yang kerap dilakukan dalam Liga Super. Sebagai pengganti, setiap klub akan diberi dana yang jumlahnya mencapai Rp 20 miliar untuk operasional tim. "Dana itu tidak diberikan terus-menerus. Kami ingin kompetisi ini profesional dan klub akan diarahkan agar mandiri," kata Arya. "Dalam empat tahun ke depan, klub sudah bisa mendapat keuntungan finansial."

Klub juga bakal mendapat saham Liga Primer, hak siar televisi yang lebih besar, dan sponsor nasional di luar pemasukan tetap, seperti sponsor lokal, penjualan tiket, serta merchandise. Hal seperti ini tidak pernah mereka dapatkan selama mengikuti Liga Super. "Kami baru tahu bahwa klub-klub Liga Super ternyata punya saham sebesar 95 persen yang dipegang PSSI. Kami tidak pernah mendapatkan hasilnya," kata Asisten Manajer Keuangan PSM Makassar Suhardi Hamid.

Ide penyelenggaraan Liga Primer ini ditentang oleh PT Liga Indonesia sebagai pengelola Liga Super. "Saya sudah keluarkan surat edaran agar 18 klub peserta Liga Super patuh pada aturan PSSI bahwa kompetisi yang sah adalah Liga Super yang dioperasikan oleh Badan Liga Indonesia," kata Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla.

Andi mengklaim klub-klub Liga Super sudah bersedia tetap ikut kompetisi tersebut meski tak ada perjanjian resmi. "Tidak perlu deklarasi atau perjanjian tanda tangan hitam di atas putih segala. Yang jelas mereka siap ikut kami," kata Andi.

Menurut Andi, klub yang ingin bergabung dengan Liga Primer harus melapor sebelum diadakan manager meeting Liga Super pada 20 September mendatang. Namun sanksi tegas jelas membuntuti klub yang menyimpang ke Liga Primer. "Pasti ada konsekuensinya, mereka jelas sudah tahu soal itu. Kalau memaksa ikut kompetisi sebelah, mereka melanggar aturan dan bakal kehilangan hak anggota di PSSI," kata Andi.

Namun Arya menegaskan bahwa PSSI dan PT Liga Indonesia tidak bisa semena-mena mencoret klub-klub yang akan berpartisipasi di Liga Primer dari keanggotaan. "Mereka tidak akan bisa sembarangan mencoret klub dari daftar keanggotaan itu karena mereka memang tidak dilarang untuk ikut kompetisi. PSSI bisa mendapat sanksi FIFA jika berani melakukan hal itu," kata Arya.
(koran tempo)


Baca Juga :
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INDONESIA 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA PERANCIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA BELANDA 2010 - 2011


PELUANG USAHA :