PSSI dan Liga Primer Indonesia, Saling Berebut Simpati

Diposkan oleh Unknown on 04 January 2011

LIGA
LIGA INDONESIA,-  Perseteruan PSSI dengan penyelenggaraan Liga Primer Indonesia (LPI) makin panas. PSSI menilai LPI adalah organisasi tanpa bentuk sehingga keberadaannya tidak sah.Tapi, LPI menegaskan Show Must Go On.

Semua berawal dari keprihatinan banyak pihak tentang prestasi dan kondisi sepak bola Indonesia. Beberapa kalangan menilai prestasi sepak bola di negeri ini berada di titik nadir karena ada salah pengelolaan. Klub juga memiliki ketergantungan pada APBD sangat tinggi yang notabene berasal dari uang rakyat.

Masalahnya, dengan kompetisi yang begitu besar dengan melibatkan ribuan pemain di berbagai tingkatan dan menyedot anggaran yang mencapai jika diakumulasi mencapai ratusan miliar bahkan triliun (sebagian besar dari APBD), justru tak menghasilkan output tim nasional yang kompetitif bahkan di level Asia Tenggara. Namun, PSSI menganggap apa pun kegiatan yang tidak mendapat izin dari federasi adalah ilegal.

Karena itu, PSSI menilai LPI lebih pantas disebut sebagai pertandingan tarkam karena tidak jelas muaranya. Pihak otoritas sepak bola tertinggi Indonesia itu juga menutup semua jalur gerak LPI.

Caranya, mereka mengancam klub peserta LPI dengan degradasi dan dicoret dari PSSI, wasit dan perangkat pertandingan yang ambil bagian dalam LPI akan dilaporkan ke AFC dan FIFA. Bahkan, pemain yang nekat tampil di LPI akan dibekukan dan tidak dipanggil memperkuat timnas.

Kengototan kedua pihak ini memunculkan kabar kehadiran LPI sebagai usaha menggoyang kepemimpinan Nurdin Halid. Apalagi, kehadiran Arifin Panigoro sebagai inisiator kabarnya mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Kabar ini pula yang membuat kubu Nurdin tak mengakui keberadaan LPI, apa pun alasannya.

“Kami tidak mengakui keberadaan kompetisi di luar PSSI sebagai wadah tunggal sepak bola Indonesia. Yang jelas, kompetisi tersebut (LPI) ilegal dan liar,” cetus Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes.

Masalahnya, pihak LPI telanjur bergerak. Liga yang kabarnya disokong konsorsium, termasuk pengusaha Arifin Panigoro, tetap menggelar agenda mereka sesuai rencana. Bahkan, pertandingan akan disiarkan langsung salah satu televisi swasta.

Ada tiga tim Liga Super yang memastikan tampil di LPI, yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar. Persema, misalnya, mengaku tampil di LPI bukan tanpa alasan. Menurut pihak Persema, kompetisi yang dibuat PSSI melalui Badan Liga Indonesia sudah tidak sehat lagi.

“Kami (Persema) sudah tiga kali dizalimi PSSI, yakni melalui wasit. Setelah kami memprotes, malah wasitnya yang diberhentikan. Seharusnya PSSI yang harus berbenah diri,” ujar Ketua Umum Persema Peni Suprapto kepada wartawan tentang keputusan Laskar Ken Arok menyeberang ke LPI.

Jadi ? Tidak ada salahnya belajar dari kasus di Liga Primer Inggris yang sekarang menjadi salah satu kompetisi paling mewah di jagat. Apa yang mereka raih sekarang bukan tanpa proses panjang. Proses itu sudah mereka mulai di era 1980-an. Diawali adanya kekhawatiran klub terhadap nasib kompetisi mereka.

Pada era 1980-an, klub Inggris sedang berada di titik nadir karena masalah hooligans. Liga Inggris kalah jauh dibandingkan Seri A (Italia) dan Primera Liga (Spanyol) yang lebih berkibar. Pada 1988, sebanyak 10 klub menyuarakan ancaman ke Badan Liga Sepak Bola Inggris (FL) untuk membentuk kompetisi baru yang memudahkan mereka mengantongi perjanjian sponsor. Ancaman tersebut terealisasi melalui ditandatanganinya kesepakatan pada 17 Juli 1991 untuk membentuk Badan Liga Primer (PL).

Berdasarkan perjanjian ini, klub yang bernaung di Liga Primer bebas mengatur sendiri pelaksanaan kompetisi, pemasukan sponsor, dan penjualan hak siar dari intervensi FAFL dan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Pada 20 Februari 1992, 22 klub yang berada di Divisi I (level tertinggi sistem kompetisi sepak bola Inggris) sepakat mundur dari FL pada akhir musim. Sekitar tiga bulan kemudian, PL resmi menjadi perusahaan tercatat dan kompetisi resmi dimulai. FL dan FA semula keberatan dengan rencana PL.

Gugatan pun dilakukan. Tapi, FL dan FA tidak bisa melakukan apa-apa setelah hukum bicara. Berdasarkan keputusan Hakim Christopher Rose di Pengadilan Tinggi Inggris, PL yang berstatus swasta tidak bisa diganggu oleh FA yang diatur hukum privat. Hakim Rose juga menetapkan PL tidak boleh diutak-atik lagi di masa depan melalui uji materi. Liga Primer Inggris pun berkembang hingga sekarang. Klub lebih kaya berkat perjanjian hak siar yang nilainya terus berkembang.

Pada awal pembentukannya, Sky hanya membayar 191 juta pounds untuk menyiarkan tayangan pertandingan selama lima tahun. Kini pada periode 2007–2010, Sky dan Setanta harus mengeluarkan 1,7 miliar pounds agar mendapat hak siar eksklusif Liga Primer. Buah lancarnya pemasukan ini berdampak positif bagi kompetisi.

Klub bisa mendatangkan pemain terbaik dari seluruh penjuru muka bumi. Kehadiran bintang-bintang tersebut lalu turut mengharumkan nama Inggris di ajang Eropa dan dunia. “Kami meminta keberadaan Persibo ke LPI jangan dibuat masalah. Sebab, semua itu juga untuk kepentingan bersama,” ucap Bupati Bojonegoro, tentang keputusan Persibo ikut LPI.
(maruf/sindo)


Baca Juga :
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INDONESIA 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA PERANCIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA BELANDA 2010 - 2011

PELUANG USAHA :