Arema Tetap Waspada Hadapi Sriwijaya FC

LIGA INDONESIA,- Kesebelasan Arema Indonesia sangat mewaspadai Sriwajaya FC meski sang lawan tidak diperkuat delapan pemain. Dari delapan pemain, lima orang di antaranya pemain pilar.

Arema akan menjamu Sriwijaya dalam lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia 2010-2011 di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (27/3) sore.

Bagi Miroslav Janu, absennya Firman Utina, Ponaryo Astaman, Claudiono dos Santos (Brasil), Muhammad Ridwan, dan Rudi Widodo, tidak mempengaruhi persiapan Arema. Absennya kelima pemain pilar itu tidak berarti kekuatan lawan berkurang, justru harus diwaspadai. “Kami tidak mau terpengaruh hal itu,” kata Janu, Sabtu (26/1).

Arema belajar dari pengalaman krisis pemain saat dijamu Sriwijaya di Stadion Jakabaring, Palembang, Rabu (26/1) lalu. Kedua tim bermain imbang tanpa gol.

Waktu itu skuad Singo Edan tidak diperkuat dua punggawa andalan, Chmelo Roman (Slovakia) dan Muhammad Ridhuan (Singapura), karena mengantongi dua kartu kuning. Sedangkan Dendy Santoso, Yongki Aribowo, dan Ahmad Al Farisi sedang mengikuti pemusatan latihan tim nasional U-23 di Jakarta.

Pelatih berpaspor Ceko itu menilai pemain cadangan Laskar Wong Kito berkualitas setara dengan pemain inti yang absen. Selain itu, Sriwijaya masih masih membawa pemain inti yang lain, terutama trio Okto Maniani, Keith Kayamba Gumbs dan Budi Sudarsono. Ketiganya dianggap menjadi ancaman serius bagi barisan belakang Arema.

Janu sudah mempelajari kekuatan dan kelemahan Sriwijaya, termasuk pertemuan terakhir kedua tim. Sriwijaya terbiasa bermain dengan formasi 4-3-3. Selain mengandalkan Okto, Kayamba, dan Budi, di garis depan, pola serangan Sriwijaya sering mematikan lewat penyerang muda Jajang Mulyana, dan dua gelandang Arif Suyono, dan Dirga Lasut. Arif dan Okto memperkuat tim nasional. Arif pernah memperkuat Arema dan kini ia pulang kampung lagi untuk melawan bekas timnya.

Arema akan bermain cepat dan terus menyerang. Garis belakang diperkuat sehingga Leonard Tupamahu, Purwaka Yudhi, Waluyo, serta dua bek andalan Beny Wahyudi dan Zulkifli, mampu menghalau serangan lawan seperti ditunjukkan saat melawan tuan rumah Persiba Balikpapan, Rabu (23/3). Pertandingan berakhir 0-0.

Kubu Sriwijaya juga memasang target menang. Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri Hendri Zainuddin menegaskan tim Sriwijaya selalu memiliki kepercayaan dan optimisme yang tinggi seperti nama perusahaan pengelola Sriwijaya FC. “Kami kalahkan mereka lewat bonus bagi pemain,” kata Hendri kepada Tempo.

Maksud Hendri, di tiap pertandingan Budi Sudarsono dan kawan-kawan dirangsang dengan bonus fulus tiap kali menang. Seri pun dapat bonus tapi dalam jumlah lebih kecil dibanding bonus kemenangan.

Menurutnya, tak ada pemain Arema yang patut ditakuti. Secara teknis, Sriwijaya dan Arema setara. Misalnya di ajang Piala Indonesia. Arema dua kali jadi kampiun Piala Indonesia (2005 dan 2006) dan Sriwijaya tiga kali jadi juara kompetisi serupa. Gelar ketiga diraih Sriwijaya dengan mengalahkan Arema 2-1 di final di Stadion Manahan, Solo, Minggu, 1 Agustus 2010.

Setelah itu Sriwijaya unggul lagi dengan menyikat Arema 3-1 di Stadion Kanjuruhan di turnamen Community Shield, Sabtu malam, 25 September 2010.

Arema dianggap hebat bermain di kandang, tapi sangat jarang menang bermain di luar Malang kecuali kalah atau seri. Begitu pun, Sriwijaya mewaspadai Ridhuan, Roman, dan Esteban Guillen (Uruguay). Penyerang asal Singapura, Noh Alam Shah, tidak dianggap karena kondisi fisiknya tidak prima sehingga acap tampil “angin-anginan”.

“Kami pernah mengalahkan mereka. Tak ada yang harus kami takuti dari mereka. Aremania (suporter tuan rumah) itu yang kami waspadai. Mereka itu sumber kekuatan Arema. Kami harus bermain tenang dan cantik untuk menang dan membuat Aremania terdiam. Kami akan kalahkan mereka dengan bonus,” kata Hendri.

Ia menyangkal ada delapan pemainnya yang tak bisa dimainkan. Sebaliknya ia membenarkan lima pemain absen, mayoritas karena cedera.
(abdi purnomo/tempo)

Arema Tetap Waspada Hadapi Sriwijaya FC

Client