Mencari Sosok Netral untuk Komite Normalisasi PSSI

Diposkan oleh Unknown on 05 April 2011

Liga Super
LIGA INDONESIA,-  Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) melalui Federasi Sepakbola Asia (AFC) sudah memiliki nama-nama yang akan menjadi anggota Komite Normalisasi. Calon anggota Komite Normalisasi itu diperkirakan adalah sosok netral yang dikenal FIFA dan sudah lama berkecimpung dalam sepakbola seperti mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar dan CEO PT Liga Indonesia Djoko Driono.

Pengamat Sepakbola Tondo Widodo dan Irawadi Hanafi kepada SP Selasa (5/4) mengaku, nama Agum Gumelar sudah beredar luas sebagai salah satu anggota Komite Normalisasi yang ditunjuk FIFA.

“Keputusan FIFA yang dipublikasikan kemarin sore itu sebenarnya sudah diambil pada 1 April lalu. Selama tiga hari saya yakin FIFA sudah memiliki nama-nama itu. Sebab, FIFA-lah yang berhak memilih Komite Normalisasi. Mereka akan menunjuk orang yang netral. Keputusan FIFA kemarin itu adalah keputusan yang tepat untuk rekonsiliasi sepakbola nasional,” tutur Tondo.

Menurut dia, Agum salah satu orang yang pas, karena cukup netral dan pernah dikenal FIFA saat menjadi Ketua Umum PSSI. Pemerintah atau KONI/KOI diminta menahan diri dan membiarkan Komite Normalisasi terbentuk dan bekerja sesuai arahan FIFA. Irawadi mengatakan, ada hal menarik dari putusan FIFA itu yakni tidak diakuinya hasil kongres versi KPPN dan soal LPI.

“Selain itu, ada persoalan utama yang dihadapi sepakbola Indonesia menurut FIFA karena kehadiran LPI. Jadi, sebenarnya pemicu masalah adalah kehadiran LPI. Kemudian hal kedua adalah kongres di Riau yang batal,” ujar Irawadi.

Menurut Irawadi, dua hal yang didukung pemerintah yakni LPI dan KPPN ternyata tidak disalahkan FIFA. Soal LPI, kata Irawadi, sebenarnya PSSI sudah mengeluarkan surat dan tidak mengakui LPI, tetapi masalahnya pemerintah mendukung LPI. “Jadi, perusak persepakbolaan Indonesia sebenarnya adalah LPI,” ujarnya.

Kepala Bidang Hukum PSSI Max Boboy mengatakan, kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid akan mengadakan rapat hari ini terkait putusan FIFA, Senin (4/4). Namun, Max tidak sependapat soal penilaian FIFA bahwa PSSI tidak mampu mengendalikan liga tandingan yakni Liga Primer Indonesia (LPI). Sebab, pengurus PSSI sudah bertindak tegas dengan tidak mengakui liga tersebut. Namun, LPI menjadi tidak bisa dikendalikan karena diizinkan pemerintah.

“Semestinya FIFA melihat ini. Kami sudah bertindak, tetapi pemerintah mengizinkan, jadi serba sulit,” ujarnya. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Subardi menilai, keputusan FIFA itu jalan keluar yang terbaik.

Dalam putusan FIFA kemarin disebutkan, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk mengatasi kemelut di tubuh organisasi persepakbolaan Indonesia yakni dengan membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kedudukan Komite Eksekutif PSSI menyusul perkembangan terakhir kemelut persepakbolaan di Indonesia.

Keputusan ini diambil Komite Darurat FIFA pada 1 April 2011 sesuai Artikel 7 paragraf 2 Statuta FIFA. Keputusan itu diambil setelah Komite Darurat FIFA memperkirakan, kepemimpinan PSSI tidak dapat lagi mengendalikan sepakbola di Indonesia.

Kegagalan PSSI mengendalikan liga tandingan, Liga Primer Indonesia (LPI), menunjukkan ketidakmampuan PSSI mengendalikan persepakbolaan nasional. PSSI juga dinilai tidak dapat melaksanakan Kongres yang mengadopsi Peraturan Pemilihan FIFA untuk memilih anggota Komite Pemilihan.
(suarapembaharuan)


Baca Juga :
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INDONESIA 2010 - 2011
»  KLASEMEN dan TOP SKOR LIGA PRIMER INDONESIA 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA PERANCIS 2010 - 2011
»  JADWAL dan KLASEMEN LIGA BELANDA 2010 - 2011

PELUANG USAHA :