Hal tersebut lantang diserukan Manajer Persema Asmuri. Ia menegaskan timnya belum mendapat kucuran dana dari konsorsium selama dua bulan dengan besaran Rp 40 juta/bulan untuk dana operasional seperti menyelenggarakan pertandingan kandang, sewa stadion dan sewa bus tim.
“Persema beberapa hari lagi menghadapi Persebaya di kompetisi IPL, hanya saja ada kendala dari konsorsium berupa semua biaya operasional sudah tidak keluar selama dua bulan ini, totalnya sekitar Rp 80 juta,” ungkap Asmuri ketika dihubungi kemarin.
Mandegnya dana tersebut, imbuh Asmuri, harus disiasati manajemen Persema dengan meminjam sana-sini. Parahnya, ia belum mendapat kepastian kapan konsorsium akan kembali mencairkan dana, bahkan ada kabar yang menyatakan konsorsium IPL akan menghentikan kucuran karena sudah tidak ada dana lagi.
“Saya tanya sekretaris saya, kata dia di manajemen konsorsium sudah tidak ada uang,” ujar Asmuri.
Jika memang demikian, tandasnya, lebih baik konsorsium IPL segera mengumumkan hal ini ke hadapan publik. Bahkan, mereka harus membubarkan kompetisi IPL dan segera melakukan rekonsiliasi dengan Indonesia Super League karena kompetisi binaan PT Liga Indonesia itu secara kasat mata lebih sehat dan kompetitif.
“Kalau konsorsium masih mengakui, ya kami dibiayai dong. Kalau sudah tidak kuat, tidak ada prestasi, buat apa konsorsium dipertahankan?” tukas Asmuri.
Bukan hanya Persema, tim-tim lain seperti Arema, Jakarta FC, Persitara dan Gresik United dikabarkan juga bernasib sama. Tim Divisi Utama Persipro Bondowoso United bahkan sudah mengundurkan diri dari Piala Indonesia yang diselenggarakan LPIS karena masalah serupa.