“Biar orang juga tahu kalau Indonesia juga, ada Surabaya maupun kota-kota di daerah lainnya. Jakarta juga mulai jenuh. Kita lihat dua pertandingan timnas yang digelar di GBK begitu sepi,” kata Deputi Sekjen PSSI Saleh Mukadar kepada wartawan di Hotel Majapahit, Surabaya, Selasa (11/9/2012).
Ia menambahkan, pertandingan ini juga untuk melihat perkembangan sepakbola di daerah yang dianggapnya dapat dilihat dari animo penonton.
“Kita tidak melihat daerahnya serta klub di daerah itu ikut kompetisi mana. Contohnya, Piala Asia U-22 yang kita adakan di Pekanbaru yang disaksikan 22 ribu penonton,” imbuhnya.
Menanggapi sepinya penonton dalam dua pertandingan timnas, Ketua Panpel Indonesia vs Vietnam, Gde Widiade, menduga hal itu dikarenakan panitia tidak memberi sosialisasi yang baik.
“Bisa jadi karena prestasi. Tapi juga bisa disebabkan mahalnya tiket yang dijual panitia. Saya menjamin tidak akan menaikkan harga tiket,” kata Gde yang juga menjabat CEO PT Pengelola Persebaya.
Sementara, Plt Sekjen PSSI Hediyandra mengatakan, pertandingan yang disebutnya masuk dalam agenda FIFA ini akan sangat mempengaruhi posisi timnas Indonesia di daftar peringkat sepakbola dunia.
Hadiyandra juga mengimbau penonton agar selama pertandingan tidak menyalakan kembang api yang sangat dilarang dalam pertandingan internasional.
“Kita minta dengan sangat kepada warga Surabaya agar tidak membawa dan menyalakan kembang api. Karena ini adalah pertandingan yang menentukan peringkat kita di FIFA,” ujarnya.