Kurnia Meiga Akan Bermain di Klub Jepang

Diposkan oleh Unknown on 26 January 2016

Bukan hanya pelatih Arema Indonesia Joko Susilo saja yang punya rencana bakal menimba ilmu ke Jepang. Kiper Singo Edan, Kurnia Meiga juga punya rencana yang sama. Hal itu disampaikan oleh CEO Arema, Iwan Budianto pada Senin (25/1/2016).

"Kurnia Meiga sudah izin untuk main ke Liga Jepang. Nanti akan kami jelaskan dia main di klub mana," katanya.

Bisa jadi, kiper 25 tahun ini akan gabung dengan Hokkaido Consadole Sapporo. Sebab, klub kasta kedua Liga Jepang itu punya kerja sama sisters club dengan Arema. Sang pelatih Joko Susilo juga punya rencana untuk menimba ilmu kepelatihan di Sapporo.

Sementara itu General Manager Arema Ruddy Widodo menegaskan bahwa klub yang akan dibela Meiga baru diumumkan pada Rabu (27/1/2016), sehingga belum tentu Consadole Sapporo. Yang jelas, dalam waktu dekat Meiga akan meninggalkan Arema.

Terlepas dari klub mana yang akan diperkuat Meiga, sampai saat ini Arema belum mencari penggantinya. Besar kemungkinan nama Kadek Wardana akan jadi kiper utama Singo Edan untuk jangka panjang. Sebab, performa kiper asal Bali itu tergolong apik di Piala Jenderal Sudirman.

Selain Kadek, Arema juga masih punya kiper gaek Achmad Kurniawan yang tak lain kakak kandung Meiga. Di posisi kiper ketiga juga ada pemain muda Utam Rusdiana. Artinya, untuk sementara posisi kiper masih aman meski ditinggalkan Meiga.

Tim pelatih juga berharap performa kiper asal Jakarta itu makin moncer di Negeri Sakura. Sebab, setelah cedera lutut dan engkel pada awal 2015, Meiga mulai jarang dapat kesempatan main di Arema Indonesia. Dia lebih lama duduk di bangku cadangan untuk menghilangkan trauma cedera tersebut.
Baca SelengkapnyaKurnia Meiga Akan Bermain di Klub Jepang

Beda Nasib Stadion Aji Imbut dan Stadion Segiri

Diposkan oleh Unknown on 09 January 2016

Arema Indonesia tak mau mengkambinghitamkan kondisi lapangan Stadion Aji Imbut, Tenggarong saat melakoni leg pertama semifinal Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup 2015 melawan Mitra Kukar (9/1). Mereka maklum dengan kondisi lapangan mengingat sepak bola Indonesia yang lama vakum.

Dalam pantauan, Stadion Aji Imbut memang dalam kondisi yang kurang bagus. Kontur tanah yang tak rata memungkinkan para pemain untuk sulit berkembang.

"Hari ini kami latihan fisik dan survei lapangan. Lapangan kurang, kami maklumi, tak masalah. Kami sama-sama memakai, kami tak akan mencari alasan. Kami tak pusing dengan lapangan," ucap pelatih Arema Indonesia, Joko Susilo.

Menurutnya, hal teknis maupun non-teknis tak akan mengalangi niat tim berjuluk Singo Edan untuk meraih kemenangan. Pelatih yang akrab disapa Gethuk ini yakin, para anak asuhnya sudah siap tempur.

"Kami semua siap, kondisi pemain bagus. Tak ada cedera. 20 pemain baik. Perjalanan juga tak masalah. Mereka juga kan nanti akan bertandang ke Malang," pungkas dia.

Sementara itu, stadion Segiri yang bakal menjadi tempat berlangsungnya semifinal antaran Pusamania Borneo FC melawan Semen Padang, Minggu (10/1) lebih terawat dibanding saat Piala Presiden lalu. Hal ini terlihat dari kualitas rumput dan juga kontur tanah yang rata.

Pada Piala Presiden lalu, rumput Stadion Segiri memang cukup dipermasalahkan. Pasalnya, kala itu tanah yang keras mengakibatkan sulitnya aliran bola dari kaki para pemain.

Akan tetapi, panitia penyelenggara tampaknya lebih siap dalam menyambut turnamen ini. Bukan tanpa sebab, menurut pantauan di lapangan langsung, rumput sudah terawat cukup baik.
Baca SelengkapnyaBeda Nasib Stadion Aji Imbut dan Stadion Segiri

Mitra Kukar Tetap Waspadai Arema Indonesia

Diposkan oleh Unknown on 08 January 2016

Arema Indonesia harus kehilangan tiga pemain kuncinya lantaran masih mengalami cedera. Sebut saja I Gede Made Sukadana, Hendro Siswanto, dan Arif Suyono dimana ketiganya tidak dikutsertakan dalam laga tandang karena menjalani pemulihan pascacedera.

Absennya beberapa penggawa Singo Edan tak lantas membuat Mitra Kukar jumawa. Pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra mengharapkan anak asuhnya tidak menganggap remeh pasukan Joko Susilo tersebut.

Jafri juga berharap timnya tak kecolongan dan fokus di laga besok. Mental dan semangat bertanding menjadi perhatian utama yang dijaga pelatih berlisensi A AFC itu.

"Ini seperti laga final bagi kami. Kalau mau tetap eksis, kami ya harus menang. Apalagi ini laga kandang. Harusnya menguntungkan Mitra Kukar," ujar Jafri.

Sementara itu dikubu lawan, Arema sudah menyiapkan langkah untuk mengisi tiga pemain tersebut absen. "Kami hanya memboyong 20 pemain. Semua yang berangkat sudah siap. Saya punya banyak pemain berkualitas untuk diturunkan menghadapi Mitra Kukar," ujar asisten pelatih Arema, I Made Pasek Wijaya.
Baca SelengkapnyaMitra Kukar Tetap Waspadai Arema Indonesia

Sepak Bola Indonesia Masih Dijegal BOPI

Diposkan oleh Unknown on 07 January 2016

PT Liga Indonesia sudah menerima surat balasan dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) terkait permohonan izin untuk menggelar Indonesia Super League 2016 mendatang. Isi surat balasan tersebut memang cukup mengecewakan, sebab izin tidak akan keluar sebelum ada koordinasi dengan Tim Transisi bentukan Menpora Imam Nahrawi.

Akan tetapi, PT Liga yang selama ini menjadi rekanan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tentu tak akan mau tunduk begitu saja. Terlebih sebelumnya Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim sudah memberikan pernyataan.

Azwan menilai apabila PT Liga berani mengangkangi PSSI dengan meminta izin kepada Tim Transisi, maka sejatinya mereka telah berkhianat. Sebab, selama ini badan usaha yang dipimpin oleh Joko Driyono dipercaya oleh klub peserta ISL, Divisi Utama, dan Liga Nusantara karena mendapatkan mandat dari PSSI.

Menanggapi surat balasan dari BOPI, Sekretaris PT Liga, Tigor Shalomboboy menegaskan akan menempuh cara lain. Yang jelas, mereka masih tetap pada pendirian pertama, yakni melaksanakan kompetisi secara independen di luar PSSI dan Tim Transisi.

"(Surat dari BOPI) Ya, sudah kami terima. Ya, kami ucapkan terima kasih kepada BOPI sebelumnya. Soal kompetisi, kami akan tetap mengusahakan akan kembali berjalan, karena kita ini kan mewakili para klub," ujar Tigor saat dihubungi.

Tigor pun optimistis jalan yang akan ditempuhnya ke depan dapat memberikan solusi terbaik bagi semua klub. Karena, sejak adanya perseteruan antara PSSI dan Kemenpora, klub dan PT Liga menjadi korban yang paling menderita.

Tanpa ada kompetisi mereka tidak bisa lagi mencari pemasukan untuk membiayai operasional sehari-hari. Dan bagi klub, dana yang telah dikeluarkan saat menggelar perispan untuk kompetisi tahun lalu yang urung terlaksana jadi terbuang sia-sia.

"Kita ini kan jadi korban perseteruan ini sebenarnya. Kita juga kan adalah perwakilan klub, karena saham PT Liga adalah gabungan dari klub. Jadi, sebenarnya kami jelas punya hak untuk tetap berusaha membuat kompetisi. Intinya, peluang membuat kompetisi masih terbuka lebar," kata Tigor.

Terkait adanya surat balasan dari BOPI ini, PT Liga dijadwalkan akan melakukan pertemuan denga klub-klub peserta ISL pada 15 Januari 2016 mendatang.
(vivabola)
Baca SelengkapnyaSepak Bola Indonesia Masih Dijegal BOPI

Arema Indonesia Siap Tempur

Diposkan oleh Unknown on 06 January 2016

Pelatih Arema Indonesia Joko Susilo menegaskan, anak asuhnya sudah siap tempur mendapatkan hasil bagus di pertandingan leg pertama semi-final Piala Jenderal Sudirman melawan tuan rumah Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, Sabtu (9/1).

Arema memboyong 20 pemain ke Tenggarong untuk laga akhir pekan nanti. Tidak banyak perubahan berarti dalam skuat Arema tersebut. Menurut Joko, pemain yang dibawa berada dalam kondisi bagus. Skuat Arema bertolak ke Tenggarong hari ini.

“Sebetulnya kami ingin membawa semua, tapi terbentur masalah teknis. Karena itu, kami membawa 20 pemain. Susunannya tak banyak perubahan dari sebelumnya,” ungkap pelatih yang akrab disapa Gethuk ini.

“Mereka adalah pemain yang paling siap dari segi fisik dan mental untuk pertadingan nanti. Semua materi sudah kami siapkan. Sedangkan pemain yang tidak dibawa, kami sudah meminta mereka menjaga kondisi untuk leg kedua.”

Ke-20 pemain Arema yang dibawa ke Tenggarong adalah I Made Kadek Wardana, Kurnia Meiga, Kiko Insa, Purwaka Yudi, Beny Wahyudi, Ahmad Alfarizi, Suroso, Hasim Kipuw, Junda Irawan, Hermawan, Ahmad Bustomi, Ferry Aman Saragih, Toni Mossi, Dio Permana, Juan Revi, Esteban Vizcarra, Dendi Santoso, Cristian Gonzales, Samsul Arif, Sunarto.
Baca SelengkapnyaArema Indonesia Siap Tempur

Sepak Bola Bagai Makan Sayur Tanpa Garam

Diposkan oleh Unknown on 05 January 2016

Rencana PT Liga Indonesia menggelar kembali Indonesian Super League pada 2016 membuat manajemen Arema Cronus girang. Rudi Widodo sebagai perwakilan klub menyebut, hal itu bisa menghidupkan kembali sepak bola Indonesia.

ISL disebutkan kembali digelar pada Februari atau Maret 2016. Hingga saat ini, PT Liga masih mematangkan rencana tersebut kendati belum mengirimkan surat rekomendasi ke Tim Transisi Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Semenjak PSSI dibekukan FIFA, praktis kompetisi di tanah air memang hanya bersifat turnamen jangka pendek. Sudah ada dua gelaran sejauh ini yakni Piala Presiden dan Piala Jendral Sudirman.

Menanggapi hal tersebut, manajemen Arema yang diwakili Rudi mengatakan pihaknya jelas senang jika ada turnamen bersifat kompetisi seperti ISL. Meski saat ini banyak turnamen seperti Piala Presiden dan Piala Jendral Sudirman, hal itu dinilai masih kurang.

"PT Liga itu representasi dari klub. Jadi, semua yang berkecimpung di sepak bola baik manajer, pemain, owner, tujuan mereka ya satu pasti ikut kompetisi. Mendengar kabar itu (ISL 2016 bergulir) kami ya cukup senang," jelasnya kepada wartawan setelah konferensi pers semifinal Piala Jendral Sudirman, Senin (4/1/2016).

"Kita ikut turnamen ini (Piala Jendral Sudirman) ya cukup senang, tapi kan itu ibarat makan sayur tanpa garam. Ya menang dapat hadiah, cuma kan roh-nya tetap di kompetisi," tutupnya.
(sindo)
Baca SelengkapnyaSepak Bola Bagai Makan Sayur Tanpa Garam

PSSI Sanggupi Syarat Menpora soal Pembekuan

Diposkan oleh Unknown on 04 January 2016

Perseturuan yang melibatkan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) perlahan mulai terurai. Memasuki awal tahun 2016, dua lembaga itu sepakat membenahi sepak bola nasional.

Titik terang masa depan sepakbola nasional yang tengah dalam pembekuan FIFA mulai terlihat setelah Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) Imam Nahrawi bermaksud memberikan garansi terkait pencabutan SK Pembekuan PSSI. Sanksi administrasi yang dikeluarkan pemerintah pada Agustus 2015 itu membuat kompetisi sepak bola dalam negeri mati suri.

Imam sebelumnya mengatakan bahwa ia bersedia mencabut sanksi tersebut apabila PSSI melakukan transparansi soal kontrak pemain. Pemerintah juga mendesak PSSI agar tidak ada lagi gaji pemain yang telat dibayar klub. Jika dua persyaratan tersebut diterima PSSI, Imam berjanji mencabut SK Pembekuan.

"Federasi (PSSI) harus mau bertindak tegas kepada klub, jadi tidak ada masalah atau keluhan lagi dari para pemain," kata Imam kepada wartawan.

Dalam laman resmi PSSI, Ketua Umum La Nyalla Mattalitti setuju memenuhi tuntutan pemerintah. Menurut La Nyalla, tuntutan apapun akan selalu dijalankan PSSI selama tidak keluar dari koridor statuta FIFA.

"Saya sangat setuju dengan persyaratan tersebut. Saya ini sedang istiqomah menegakkan statuta dan aturan yang jelas," ujar La Nyalla di situs resmi PSSI.

"Tidak ada yang lain. Bagi saya selama itu tidak melanggar statuta PSSI, kami siap dengan tegas melakukan itu. Saya selalu siap jika itu benar," lanjutnya.

Kesamaan visi dua pimpinan lembaga itu diharapkan menjadi titik terang nasib sepakbola nasional. Keharmonisan Pemerintah dan PSSI sangat dibutuhkan untuk kembali membawa Indonesia ke panggung sepakbola dunia. Apa pasal? selama sepak bola mati suri, selama itu pula peringkat Indonesia melorot di mata dunia.

Dengan matinya kompetisi di dalam negeri, tidak terhitung berapa banyak jumlah pemain, pelatih dan offisial klub yang kehilangan mata pencarian. Lebih jauh, tanpa adanya eksistensi tim nasional, bukan tidak mungkin sepakbola hanya memoles unsur kedaerahan, bukan lagi unsur kebangsaan.
(sindo)
Baca SelengkapnyaPSSI Sanggupi Syarat Menpora soal Pembekuan

Tolak Komite Ad-hoc, Pemerintah Tak Serius Urus Bola

Diposkan oleh Unknown

Pembentukan Tim Kecil oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi diyakini tak bisa menyelamatkan Indonesia dari sanksi FIFA. Pandangan itu disampaikan mantan Anggota Komite Etik FIFA, Dali Tahir.

Menurutnya, pembentukan tim kecil yang dihuni Makarim Wibisono, Dede Sulaiman, Joko Susilo, Gatot Dewa Broto dan Rita Subowo bukan langkah tepat mengingat FIFA sudah bersedia menjembatani PSSI dan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olah raga, dalam wadah Komite Ad-hoc. (Baca juga : FIFA Sahkan Komite Ad-hoc Reformasi PSSI)

"Pengesahan Komite Ad Hoc PSSI secara otomatis mementahkan tugas dan fungsi Tim Kecil bentukan Menpora Imam Nahrawi yang disebutkan akan melakukan lobi terkait sanksi FIFA. Nasib sepakbola Indonesia hanya bisa diselamatkan jika pemerintah bergabung dalam Tim Ad hoc PSSI," kata Tahir, Jumat (4/12/2015).

Wacana pembentukan komite tersebut sudah digagas delegasi FIFA dan AFC saat berkunjung ke Indonesia pada awal November lalu. Komite tersebut beranggotakan perwakilan PSSI, independen, wasit, pemain, media, asosiasi dan Pemerintah.

Pembentukan Tim Ad-hoc PSSI sendiri sudah dilakukan tapi hanya pihak pemerintah yang belum mengirimkan perwakilannya.

"Kalau pemerintah tetap menolak bergabung dengan Tim Adhoc-PSSI berarti dalam Kongres Tahunan FIFA itu akan diputuskan sanksi Indonesia berlanjut. Ini berbahaya karena kita hanya bisa lepas dari sanksi saat Kongres Tahunan FIFA 2017," tegasnya.
(sindo)
Baca SelengkapnyaTolak Komite Ad-hoc, Pemerintah Tak Serius Urus Bola