Showing posts with label Persik Kediri. Show all posts
Showing posts with label Persik Kediri. Show all posts

Persik dan Jebakan Sepak Bola

Diposkan oleh Unknown on 24 January 2015

Saya pernah bertanya ke Ahn Jung-hwan, saat itu salah seorang pemain dengan bayaran termahal di Asia, dengan gaji sebesar yang dia miliki, apa yang kira-kira bisa dia lakukan di Kediri, kota yang harga semangkuk sotonya hanya sekitar Rp 4 ribu dan kehidupan malamnya selesai setelah pukul 21.00 WIB ?

Ketika itu, 19 Mei 2004, Ahn bersama timnya klub Jepang Yokohama F. Marinos, tengah melawat ke Kediri untuk melakoni laga penyisihan grup Liga Champions Asia melawan Persik. Dan, saya bersama beberapa wartawan saja diberi waktu khusus mewawancarai pemain yang diusir dari klub Italia Perugia setelah mencetak gol kemenangan Korea Selatan atas Italia dibabak 16 besar Piala Dunia 2002 tersebut.

Ahn tak menjawab pertanyaan saya. Lebih tepatnya, barangkali, tak bisa menjawab. Dia hanya menggeleng sembari sedikit tersenyum. Wajar. Untuk seorang pemain yang ketika itu dibayar USD 500 ribu (sekitar Rp 4,2 miliar dengan kurs saat itu) per musim, Kediri ribuan tahun cahaya bedanya dengan Seoul, Yokohama, atau Perugia sekalipun.

Tapi, justru di situlah poinnya. Sepak bola bisa mendatangkan kebanggaan tak terkira untuk kota seperti Kediri. Sebuah kota yang tak punya bandara dan jarak dari ibu kota provinsi masih tiga jam perjalanan darat.

Sepak bola yang bisa membuat warga Kota Tahu itu, ketika menghadapi orang yang kesulitan membayangkan letak geografis Kediri, tinggal bilang, “Itu tuh kota yang dua kali menjuarai Liga Indonesia.”

Ya, dua kali. Lebih banyak dari Persija Jakarta atau PSM Makassar dan sejajar dengan Persib Bandung serta Persebaya Surabaya. Dan, kita tahu, mereka adalah klub-klub legendaris tanah air dan berbasis di kota-kota besar.

Saya menyebut itu kebanggaan tak terkira karena saya teringat sebuah adegan di film Cidade de Deus alias City of God saat Buscape, karakter utama di film tentang kehidupan di salah satu favela di Rio de Janeiro tersebut, mendapat tumpangan dari seorang pria asal Sao Paulo.

“Anda dari Sao Paulo?” tanya Buscape

“Ya,” jawab si pria yang memberi tumpangan.

“Anda pasti orang kaya,” ujar Buscape lagi.

Di Brasil, Anda tahu, Sao Paulo dikenal sebagai pusat perekonomian. Ada sinisme atau kecemburuan umum yang berkembang di Negeri Samba itu, seperti tersirat dari pertanyaan Buscape, yang menganggap siapa saja yang berasal dari metropolitan berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa tersebut pastilah mapan secara finansial.

Dan, Brasileiro dari luar Sao Paulo hanya bisa melawan apa yang mereka persepsikan sebagai ketimpangan perekonomian itu melalui sepak bola. Maka, orang Rio, misalnya, begitu membanggakan Palmeiras yang merupakan klub paling populer di Brasil. Atau Maracana, stadion yang mendapat julukan kuil sepak bola, tempat dua final Piala Dunia digelar.

Sepak bola juga yang membuat warga Porto Alegre khususnya, dan Rio Grande do Sul, negara bagian paling selatan di Brasil, umumnya, bisa menepis stigma sebagai wilayah koboi dengan bakat membangkang. Dua klub jagoan mereka, Gremio dan Internacional, sama-sama pernah menjadi juara dunia. Dari sana pula, dari wilayah yang pernah memberontak dan memproklamirkan kemerdekaan itu, lahir Ronaldinho yang di masa jayanya seperti seorang penari balet di lapangan hijau.

Sepak bola bagi kota-kota seperti Kediri, Rio, atau Porto Alegre menjadi semacam identitas perlawanan. Atau kalau boleh mengutip James C. Scott, merupakan “senjata kaum lemah.” Sarana untuk mengentuti siapa saja yang berada di atas sana karena banyaknya uang di saku, baju tren terbaru yang dikenakan, atau mobil mengkilat yang dikendarai.

Tapi, di sisi lain, di situ pula jebakan sepak bola itu berada. Kebanggaan seperti yang melambungkan Kediri itu pada akhirnya juga membutakan. Lupa dengan keterbatasan kekuatan perekonomian dan daya dukung wilayah untuk menghidupi sebuah klub profesional di kompetisi level teratas.

Bagaimana mungkin mengharapkan Kediri yang hanya berada di urutan ke-12 dari 20 kota dan kabupaten di Jawa Timur dengan pendapatan per kapita tertinggi dalam data BPS 2013 bisa merawat sebuah klub yang kebutuhan tiap musim mencapai puluhan miliar dan terus meningkat dari waktu ke waktu ?

Dengan mengubah Persik menjadi sebuah PT dan mengoperasikannya murni sebagai entitas bisnis ? Anda pasti tahu betapa konyolnya harapan tersebut. Sudah dua dekade Liga Indonesia berjalan, klub-klub peserta hanya bisa hidup dari saweran donatur atau kebaikan hati para owner yang bergelimang duit.

Antusiasme penonton memang tinggi. Tapi, sulit berharap para sponsor bisa antusias menjalin kerja sama kalau tiap musim liga kita tak pernah lepas dari berbagai kebrengsekan. Plus absennya transparansi pengelolaan keuangan.

Karena itu, dicoretnya Persik Kediri dan Persiwa Wamena dari Indonesia Super League 2015, barangkali, adalah blessing in disguise. Sebuah kesempatan berefleksi bagi kedua tim itu, maupun klub-klub lain: benarkah mereka mampu menghidupi diri secara profesional ?

Toh kebanggaan bagi sebuah kota bisa datang dari mana saja. Salatiga, contohnya, tak punya klub profesional. Tapi, orang selamanya akan mengenang diklat di kota kecil nan dingin di Jawa Tengah itulah yang telah menelurkan Kurniawan Dwi Julianto, Gendut Doni, dan Bambang Pamungkas.

Langkah itu pula yang ditempuh Desportivo Brasil. Klub yang berdiri di Porto Feliz, sebuah kota kecil di Negara Bagian Sao Paulo itu, memilih berkonsentrasi pada pembinaan pemain muda, bukan prestasi di liga. Hasilnya, mereka sukses menggaet sejumlah klub besar Eropa untuk berkolaborasi sekaligus pasar buat mendistribusikan pesepak bola hasil didikan.

Untuk apa sebuah kota memaksakan diri mengelola sebuah klub sepak bola profesional kalau yang lebih banyak tersedia di wilayah mereka justru bakat-bakat di bulu tangkis, bola voli, basket, dayung, atau renang, misalnya? Menelurkan atlet yang bisa merebut medali di SEA Games—apalagi Asian Games dan Olimpiade—tak kalah membanggakan (atau malah mungkin jauh lebih membanggakan) ketimbang memiliki tim yang berlaga di ISL tapi di-uri-uri dengan cara yang tak rasional.

Jadi, pencoretan dari ISL bukanlah kiamat bagi Kediri. Justru kesempatan untuk menentukan sikap dan prioritas. Mengambil keputusan yang disesuaikan dengan kemampuan diri adalah sebuah pilihan bermartabat yang juga bisa membanggakan warga kota, meski mungkin sosok sekaliber Ahn Jung-hwan tak akan mampir lagi ke sana.

(Tatang Mahardika/JawaPos)
Baca SelengkapnyaPersik dan Jebakan Sepak Bola

Persik Kediri Gelap Mata Menggalang Dana

Diposkan oleh Unknown on 22 January 2015

Persik Kediri mulai 'gelap mata' dalam menggalang dana sponsor sebagai garansi tetap eksis di kompetisi profesional. Berbagai langkah pun ditempuh dengan melibatkan suporter Persikmania secara langsung, tentunya bertujuan memberikan pressure kepada sejumlah pihak.

Pekan lalu suporter berencana demontrasi meminta PT. Gudang Garam ikut andil dalam pendanaan Persik Kediri. Setelah produsen rokok tersebut bersedia membantu 'sewajarnya' tanpa ada kepastian nominal, sasaran selanjutnya adalah Pemerintah Kota Kediri.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar kini dalam tekanan walau sudah membuka audiensi dengan manajemen Persik dan Persikmania. Dalam pertemuan Rabu (21/1), walikota menyarankan supporter Persikmania patungan untuk membiayai tim di kompetisi.

Usulan wali kota tersebut tak membuat beberapa kalangan puas. Informasi yang beredar di Kediri, suporter kembali menyiapkan aksi yang ditujukan ke Pemerintah Kota Kediri. Tujuannya agar walikota lebih memberikan solusi nyata terkait krisis finansial Macan Putih.

"Ada suporter yang akan menggelar aksi, rencananya 26 Januari. Mereka ingin walikota membantu Persik secara nyata, tidak hanya sekadar mengusulkan agar Persikmania patungan. Tujuannya jelas ada dana segar dan Persik bisa ikut kompetisi," ujar sumber di Persik Kediri.

Wali kota Abdullah Abu Bakar berada dalam posisi sulit. Secara keuangan, sudah tidak mungkin membantu tim yang dua kali juara Liga Indonesia itu dengan uang pemerintah, setelah Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD) dilarang di klub profesional.

"Kami hanya bisa sebatas mewadahi atau menjembatani tim dalam memenuhi kebutuhan finansial. Untuk membantu secara langsung dengan dana segar juga tidak mungkin karena APBD dilarang. Pemerintah posisinya sangat terbatas dalam hal ini," Abdullah.

Pihak yang sangat potensial menjadi 'sasaran' Persik Kediri dalam mencari dana segar memang hanya PT. Gudang Garam dan Pemerintah Kota Kediri. Namun dua sumber dana yang pernah membesarkan Macan Putih itu kini nyaris tak bisa berbuat banyak.

(SindoNews.com)
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Gelap Mata Menggalang Dana

Kesempatan Meraup Untung dari Bubarnya Persik

Diposkan oleh Unknown on 18 January 2015

Sejumlah klub mendapat durian runtuh dengan bubarnya Persik Kediri tengah pekan lalu. Pemain berkualitas yang dimiliki Persik menjadi santapan klub yang tengah butuh pemain. Tapi, aktivitas mereka menjadi simbiosis mutualisme, pemain butuh klub begitu juga sebaliknya.

Setelah Persik bubar, pemain langsung berhamburan meninggalkan Kediri. Mereka mencari tim yang masih membuka lowongan alias membutuhkan pemain. Beberapa dari mereka sudah menemukan pelabuhan.

Tiga pemain sekaligus berlabuh di Persepam Madura United, yakni Faris Aditama, Qischil Gandruminny serta Sandy Firmansyah. Satu nama lain menjajal peruntungan di Persela Lamongan yakni bek Asep Budi. Sementara Agung Suprayogi pilih ke Persiba Balikpapan.

Pemain lainnya, Joko Prayitno, Rusdi Malawat dan Ramadhan Saputra berlabuh ke Martapura FC. Pemain asing asal Brasil Tinga pilih kembali ke Persekap Pasuruan. Beberapa pemain lainnya juga tengah mencari tim, seperti kiper muda Tedi Heri.

Mereka semua adalah pemain yang terlibat di turnamen Piala Gubernur Jawa Timur dan membawa Persik Kediri sebagai juara kelima kalinya. Ironisnya, walau Macan Putih yang susah payah menyeleksi, tim lain yang akhirnya menikmati.

Setelah manajemen mengumumkan bahwa Persik bakal vakum setahun sebelum ikut kompetisi, pemain tidak ingin menganggur selama itu. "Kami kan juga butuh uang untuk menghidupi keluarga," kata Faris Aditama.

Nama-nama seperti Faris Aditama, Qischil Gandruminny, Asep Budi, hingga Tedi Heri, sebenarnya masuk kategori loyal di Kediri. Situasi buruk Persik selama ini tak membuat mereka meninggalkan Persik. Namun pembubaran tim memaksa mereka menanggalkan loyalitas.

Nama-nama tersebut tak pernah mempersoalkan Persik dalam kondisi bagaimana dan bermain di kompetisi apa. "Sebenarnya saya ingin tetap di Persik, walau terdegradasi. Tapi kalau tim tidak ikut kompetisi, tentu berat bagi pemain," ujar Qischil di Malang.

Sementara itu, kabar dari manajemen Persik, rencananya pada Senin (19/1/2015) bakal digelar pembicaraan dengan manajemen perusahaan rokok. Produsen rokok tersebut bakal menampung aspirasi suporter Persikmania yang menginginkan perusahaan itu menyelamatkan Persik.

Persikmania sebelumnya merencanakan aksi damai yang meminta perusahaan rokok itu membantu Persik sekaligus meminta pertanggungjawaban manajemen terkait gagalnya verifikasi ISL. Rencana itu tercium pihak perusahaan rokok dan berinisiatif membuka dialog.
Baca SelengkapnyaKesempatan Meraup Untung dari Bubarnya Persik

Inilah Faktor Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

Diposkan oleh Unknown on 16 January 2015

Manajemen Persik Kediri sadar diri sehingga memutuskan membubarkan tim dan tidak mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Dua faktor utama yaitu tunggakan gaji pemain dan ketiadaan sponsor yang masuk menjadi penyebab tim berjuluk Macan Putih itu gagal lolos verifikasi dan memilih undur diri dari ISL.

“Memang ada kendala yang mengakibatkan kita gagal lolos verifikasi dan tidak bisa berkiprah di ISL musim ini,” kata Ketua Umum Persik Kediri, Barnadi saat dikonfirmasi berada di Malang, Jawa Timur, Jumat (16/1/2015).

Untuk gaji pemain, manajemen Persik masih memiliki tunggakan hutang 4 bulan gaji pemain yang nilai seluruhnya mencapai sekitar Rp 2 miliar. Manajemen pun berjanji akan memberikan hak pemain itu jika telah ada uang yang masuk. Salah satu dana segar yang diharapkan masuk adalah sharing dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) saat dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LI pada 31 Januari mendatang.

Namun Barnadi mengaku tidak mengetahui pasti berapa besar dana yang didapat saat RUPS tersebut. Para pemain pun diminta bersabar jika gajinya dibayar secara bertahap, berdasarkan dana yang ada.

“Kalau dapat dari RUPS PT LI, pasti gaji pemain akan saya bayar. Apakah cukup atau tidak, pokoknya kalau ada uang masuk segera dibayar. Pemain harus bersabar kalau misalnya kami beri 50 persen dulu atau sebagian dulu,” papar Barnadi.

Selain masalah gaji, klub kebanggaan Persikmania itu juga kesulitan untuk menggaet sponsor. Manajemen memang sudah mengajukan proposal ke salah satu pabrik rokok besar yang berbasis di Kediri yakni Gudang Garam. Sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban dari perusahaan rokok tersebut.

“Kota kecil seperti Kediri ini sulit untuk menarik minat sponsor, berbeda dengan kota besar seperti Surabaya, Malang, Bandung dan Jakarta. Gudang Garam pun sampai sekarang belum ada jawaban,” ujar Barnadi.

Menurutnya, untuk satu musim kompetisi penuh Persik Kediri butuh dana sedikitnya Rp 15 miliar. Itupun sudah terbilang sangat kecil dengan nilai kontrak pemain yang sederhana. Karena berbagai kesulitan itulah manajamen Persik menyadari jika diputuskan gagal lolos verifikasi PT LI.

“Ini akhirnya yang menjadi keputusan manajemen untuk membubarkan tim dan tidak ikut ISL 2015. Kami akan ikut kompetisi Divisi Utama entah musim ini atau vakum dulu hingga setahun kedepan,” pungkas Barnadi.

(Liputan6.com)
Baca SelengkapnyaInilah Faktor Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

Persik Kediri Masih Bermimpi Tampil di ISL 2015

Diposkan oleh Unknown on 15 January 2015

Persik Kediri sepertinya tak mau turun kasta. Setelah dinyatakan tak lolos verifikasi, tim berjuluk Macan Putih mencari cara agar tetap bisa bermain di kompetisi kasta tertinggi yakni Indonesia Super League (ISL).

Ya, Persik dan Persiwa Wamena divonis PT Liga Indonesia sebagai tim yang memiliki persoalan finansial. Oleh karena itu dua tim tersebut dianggap tidak layak mengikuti kompetisi level tertinggi yang rata-rata menyedot banyak dana.

PT Liga sudah memutuskan, Persik dan Persiwa tidak lolos verifikasi sebagai peserta ISL. Meski keduanya tetap akan dapat materi dari pembagian keuntungan ISL, tapi musim depan mereka harus bermain di kompetisi kasta kedua (Divisi Utama).

Saat ini, kubu Persik tengah mencari cara agar tetap bisa bermain di ISL. Salah satunya dengan cara mengklaim sudah mendapat sponsor kakap yang akan membantu Macan Putih mengarungi kompetisi nanti.

"Kami sudah punya sponsor yang berjanji membantu dana Rp15 miliar. Ini perlu kami sampaikan agar Persik tetap bisa bermain di ISL nanti," ungkap Media Officer Persik Yahya Bahri. - Catering Enak -

Jika PT Liga mengetahui hal ini, kata Yahya, Persik optimistis masih diberi kesempatan berlaga di kompetisi kasta tertinggi. "Semoga keputusan PT Liga kemarin bukan keputusan final. Sebab, PT Liga harus mempertimbangan hal ini," katanya.

Yahya mengatakan, sang investor baru akan memastikan dukungan kepada Persik, akhir Januari ini. Namun, Yahya enggan menyebutkan nama perusahaan yang siap menggelontorkan dana belasan miliar buat Macan Putih.

"Pokoknya perusahaan besar dan bonafid. Tapi, mohon maaf, tidak bisa kami sebut nama perusahaan itu sekarang. Biar saya sampaikan dulu ke PT Liga dan respon mereka bagaimana," pungkas Yahya.

(JawaPos)
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Masih Bermimpi Tampil di ISL 2015

Persik Juga Tak Punya Dana Bermain di Divisi Utama

Diposkan oleh Unknown on 14 January 2015

Manajemen Persik Kediri mengakui tim Macan Putih sedang mengalami kesulitan dana, sehingga berujung terhadap pencoretan klub tersebut dari keikutsertaan di Indonesia Super League (ISL) 2015.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono sebelumnya menyatakan, Persik dan Persiwa Wamena masuk dalam kategori klub yang dinilai memiliki kelemahan dari segi finansial untuk mengarungi ISL 2015. Persik dan Persiwa juga masih belum bisa dipastikan bermain di Divisi Utama, karena menunggu keputusan dari PSSI.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengatakan, manajemen dan pengurus menerima keputusan PT Liga tersebut. Kendati demikian, manajemen akan berusaha mencari sponsor agar bisa mengikuti kompetisi musim 2015, dan ia tetap berharap ada keajaiban. - Catering Murah -

“Kami berusaha agar Persik tidak terkubur, dan berupaya mengambil langkah lebih lanjut. Kami akan mencari uang untuk persiapan 2015. Sekalipun tidak bisa berlaga di ISL, kami berharap ada mukjizat untuk bermain di Divisi Utama,” kata Anang.

Seperti diketahui sampai saat ini manajemen masih mempunyai tanggungan utang sekitar Rp 2 miliar pada pemain.

"Saya akui klub masih punya utang, namun kami sama sekali tidak berniat lepas tangan. Sebaliknya, kami tengah berjuang sekuat tenaga menyelesaikan utang itu," ujar Barnadi, Ketum Persik.

"Kami sedang melakukan negosiasi dengan sejumlah investor. Paling lambat akhir Januari utang kami bisa diselesaikan," imbuhnya.

Namun, saat ditanya detail sampai sejauh mana perkembangan negosiasi dengan calon investor, Barnadi tak bisa menjawab.
Baca SelengkapnyaPersik Juga Tak Punya Dana Bermain di Divisi Utama

Keputusan Coret Persik dan Persiwa dari ISL Sudah Final

Diposkan oleh Unknown on 13 January 2015

Euforia Persik Kediri usai memenangi laga final Piala Gubernur Jatim 2015, tidak berlangsung lama. Hanya dalam kurun 24 jam, muncul kabar mengejutkan, yakni pencoretan nama Macan Putih sebagai peserta Liga Super Indonesia (ISL) musim ini.

Kabar ini langsung menuai reaksi dari manajemen tim. Salah satu upayanya adalah dengan meyakinkan PT Liga Indonesia selaku operator liga, bahwa Persik sudah memiliki sponsor dan siap bertarung di pentas ISL 2015.

"Kami sudah dengar kabar itu sore hari. Tapi, kami terus berikhtiar agar tetap berlaga di ISL. Kami akan berusaha sampai sudah tidak ada lagi kesempatan untuk itu," jelas Media Officer Persik, Yahya Bahri, tak lama setelah mendapat kabar dari PT LI.

"Saat ini, kami terus berusaha negosiasi dengan pihak sponsor, salah satunya Gudang Garam dan perusahaan-perusahaan lain di Kediri. Ini salah satu usaha kami dalam meyakinkan PT LI. Kalau kemudian Persik tetap diputuskan tampil di Divisi Utama, kami akan mempersiapkan tim untuk kompetisi tersebut," sambungnya. - Catering Malang -

Pada kesempatan terpisah, gagalnya tim idola tampil di ISL 2015 membuat Persikmania berduka. Padahal, mereka baru saja bersuka cita usai meraih gelar juara Piala Gubernur Jatim kali kelima.

"Seharusnya manajemen bisa solid dan komitmen dalam menanganinya bukan sebaliknya. Adanya kabar Persik tidak bisa ikut ISL, kami hanya bisa pasrah," keluh salah satu pentolan Persikmania, Widodo.

Sementara itu Persik Kediri sudah pasti tidak akan mengikuti Indonesia Super League 2015. Posisi mereka juga tidak akan diganti oleh klub lain. Ini disampaikan oleh CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (13/1/2015) sore.

"Keputusan itu sudah final," kata Joko.

Tanpa Persik Kediri dan Persiwa Wamena, tersisa 18 klub yang akan tampil pada ISL musim depan. Posisi kedua klub tidak akan diganti oleh klub lain agar kompetisi diikuti oleh 20 klub.

"PT Liga tidak mengusulkan pergantian," jelas Joko.

Persik dan Persiwa batal ikut serta pada ISL 2015 karena tidak lolos verifikasi. Verifikasi difokuskan pada finansial dan infrastruktur. Persik dan Persiwa termasuk kategori klub yang lemah dari segi finansial untuk mengikuti ISL.
Baca SelengkapnyaKeputusan Coret Persik dan Persiwa dari ISL Sudah Final

Persik Kediri Masih Rentan Degradasi

Diposkan oleh Rayatalit on 03 May 2014

Momen kebangkitan Persik Kediri yang beberapa waktu lalu didengungkan, mungkin masih perlu dipertanyakan lagi. Sebab di putaran kedua Indonesia Super League (ISL) nanti Persik bakal menghadapi jadwal yang lebih rumit dibandingkan putaran pertama sepak bola.

Persik kini memang bercokol di peringkat delapan klasemen sementara wilayah barat atau sudah bebas dari zona degradasi. Tapi posisi tersebut bisa kembali drop jika tidak ada perbaikan signifikan. Melihat jadwal tim berjuluk Macan Putih, penekanan utama adalah di awal putaran dua atau akhir Mei 2014.

Setelah menjamu Barito Putra pada 17 Mei di Stadion Brawijaya, perjalanan berat bakal dimulai. Hanya dalam waktu sembilan hari Persik harus melakukan tiga pertandingan away, yakni ke sarang Sriwijaya FC (21 Mei), Semen Padang (25 Mei) dan Persija Jakarta (30 Mei).

Itu bakal menjadi fase yang sangat berat bagi Macan Putih. Fakta menunjukkan, secara statistik mereka kurang gereget di luar kandang, terakhir dikalahkan Barito Putra dengan skor 3-0 di Banjarmasin. Persik hanya dua kali mendapat satu poin di luar Kediri, yakni lawan Persegres Gresik United dan Persita Tangerang.

Di fase kedua ISL pula, Persik harus menghadapi Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya, dua tim yang telah meruntuhkan Stadion Brawijaya di awal putaran pertama lalu. Bahkan di pertandingan kandang pun relatif berat ketika masih harus menghadapi tim sekelas Arema Cronus.

Jika kualitas Persik tidak ada peringkatan atau stagnan, maka potensi meraih angka penuh hanya ada di laga kandang lawan Persijap Jepara, Persita Tangerang dan Persegres Gresik United. Artinya, tim ungu berpotensi tetap terbenam di papan bawah klasemen wilayah barat.

Tak pelak, tim pujaan Persikmania tak bisa lagi bersantai di putaran dua nanti. Minimal harus bisa mengamankan semua pertandingan kandang, termasuk lawan Barito Putra di awal putaran dua, yakni 17 Mei mendatang. Sembari mencari angka di luar kandang walau sangat sulit melihat bobot lawan.

“Ya, jadwal memang agak lebih berat di putaran kedua nanti. Ada pertandingan away tiga kali beruntun dan berdekatan. Kami juga harus menghadapi Arema Cronus di kandang. Kami wajib meningkatkan segalanya, baik teknik dan semangat bertanding. Melihat kemampuan tim, target paling utama jelas selalu menang di kandang,” tutur Musikan, Asisten Pelatih Persik Kediri.

Wajar jika Persik masih sebatas mengandalkan laga kandang sebagai lumbung angka. Melihat rekor di putaran pertama, Persik hanya dua kali menang dan semuanya diperoleh di Stadion Brawijaya, kala menjamu Persija Jakarta dan Sriwijaya FC. Dengan rekor itu, butuh keberuntungan luar biasa untuk bisa menambah angka secara signifikan di luar kandang.

Persik belum menemukan formula jitu untuk mendulang angka absolut di kandang lawan. Masalah menjadi berlipat karena laga away tinggal menyisakan lawan berat. Namun rupanya Musikan tetap tertantang ingin minimal menyelamatkan timnya dari ancaman degradasi.

“Masih ada kesempatan dan tidak boleh patah semangat dulu. Semua bisa terjadi di sepakbola. Kalau di putaran pertama bisa menang lawan tim sekelas Persija dan Sriwijaya FC, maka putaran kedua juga pasti bisa. Kami tidak akan tinggal diam,” katanya bernada memotivasi tim.

(wbs/koransindo)
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Masih Rentan Degradasi

Persijap vs Persik : Dua Tim Miskin Mengais Poin

Diposkan oleh Rayatalit on 09 March 2014

Persik Kediri akhirnya menemukan lawan yang senasib di Indonesia Super League (ISL) 2014. Senin (10/3) nanti Persik bakal menghadapi tim yang berstatus juru kunci klasemen sementara, yakni Persijap Jepara di Gelora Kartini.

Kedua kubu masuk kategori tim miskin musim ini. Bukan hanya cekaknya sisi finansial, tapi juga miskin poin. Persik yang berada di urutan sembilan klasemen baru menabung dua angka, sedangkan Persijap baru menemukan satu angka dari lima laga.

Praktis, pertandingan nanti bakal menjadi momentum kedua tim sepakbola tersebut untuk menambah poin absolut. Walau Persijap bakal berstatus tuan rumah, mereka belum bisa diunggulkan secara mutlak jika dilihat dari lemahnya daya kompetitif yang telah ditunjukkan selama ini.

Persik sebagai tim pendatang masih memiliki peluang karena mereka terbukti bisa mendapat angka di luar sarang. Dua angka yang dikoleksi Macan Putih justru diperoleh dari pertandingan away, yakni saat melawat ke markas Persegres Gresik United dan Persita Tangerang.

Tak berlebihan jika tim asal Kota Tahu optimistis bisa kembali menambah angka. "Persijap kondisinya hampir sama dengan Persik. Saya rasa ada kans untuk mendapatkan poin di Jepara. Kami akan berupaya memanfaatkan momentum itu," kata Asisten Pelatih Persik Aris Budi Sulistyo.

Melihat timnya terbukti memiliki kemampuan mendapat poin di luar kota, Aris ingin timnya berupaya lebih keras untuk mendapatkan angka lebih banyak. Kemenangan? "Semoga ada kesempatan itu. Tapi terlebih dulu kami harus berusaha sebaik mungkin," tambahnya.

Sabtu (8/3), rombongan tim Macan Putih meninggalkan Kediri dan menuju Jepara dengan jalur darat. Menariknya, masih ada sosok striker Jean Paul Boumsong yang sebelumnya dikabarkan bakal dicoret. Rupanya staf pelatih masih memberikan kesempatan lagi pada eks striker Persebaya itu.

Walau telah mendatangan dua striker, Fortune Udo dan Firaol Likassa, Persik tampaknya masih menunggu perkembangan Boumsong yang batu pulih dari cedera. "Kami masih mempertimbangan opsi pencoretan pemain asing. Dilihat dulu bagaimana kemampuan mereka," ucap Aris Budi.

Dengan demikian ada lima pemain asing di tim ungu. Di lini tengah dan belakang ada Ngon Mamoun dan Michael Ndubuisi. Kelihatannya manajemen dan pelatih masih melakukan seleksi sebelum perekrutan pemain asing ditutup pada akhir Maret nanti.

Boumsong sendiri tampaknya bakal kembali menempati posisi sebagai striker utama di Jepara nanti. Bagaimana pun, dia adalah striker yang sudah bisa mencetak gol dibanding striker lokal macam Dimas Galih dan Dicky Firasat yang masih mandul.

Dari aspek produktivitas, Persik masih kalah dibanding Persijap Jepara, yakni tiga gol berbanding enam gol. Sedangkan angka kebobolan sama persis, yakni menelan 12 gol dari lima pertandingan. Statistik yang menggambarkan kesamaan nasib kedus tim papan bawah tersebut.
(okezone.com)
Baca SelengkapnyaPersijap vs Persik : Dua Tim Miskin Mengais Poin

Persik Kediri Galau Tanpa Sponsor Besar

Diposkan oleh Rayatalit on 30 January 2014

Persik Kediri Krisis Keuangan Jelang ISL 2014. Persik Kediri belum sepenuhnya tersenyum saat mengawali Indonesia Super League (ISL) 2014. Aspek finansial belum mendapati sebuah solusi untuk mendanai klub dua kali juara Liga Indonesia. Sejauh ini Persik hanya sebatas mengoleksi sponsor kelas teri.

Sedangkan sponsor kakap belum satu pun yang masuk ke Stadion Brawijaya, walau sebelumnya ada sejumlah perusahaan yang dikabarkan bakak merapat. Sponsor yang dimiliki Persik hanyalah perusahaan lokal kecil di Kota Tahu.

Mereka antara lain dealer sepeda motor, perusahaan makanan, serta sumber dana lain yang tak begitu besar. Padahal untuk membiayai Macan Putih sepanjang ISL 2014, paling tidak dibutuhkan Rp12 miliar. Begitu kalkulasi Manajer Persik Anang Kurniawan.

"Persik butuh sekitar Rp12 miliar musim ini, termasuk untuk kontrak pemain. Belum ada sponsor utama dan baru mendapatkan beberapa sponsor kecil. Kami terus berupaya mendekati pihak-pihak yang potensial menjadi sponsor besar," jelas Anang Kurniawan, Rabu (29/1/2014).

Persik dalam masalah serius ketika APBD tak diperbolehkan membeaya sepakbola profesional. PT Gudang Garam juga menolak proposal kerjasama sebagai sponsor utama, padahal selama bertahun-tahun ikut mendanai Macan Putih, musim ini produsen rokok tersebut tidak tertarik mengirim uangnya ke Stadion Brawijaya.

Manajemen sempat mengklaim ada kesempatan menjalin sponsorship dengan sebuah perusahaan rokok lain dari luar Kediri. Tapi belakangan itu hanya gertak sambal alias strategi agar PT Gudang Garam mau menjadi sponsor lagi musim ini. Kabar itu tak ada kelanjutannya.

Kabar nyaris sama juga terjadi dalam pekan-pekan terakhir. Rumor yang berkembang, salah satu pengusaha media tertarik berinvestasi di Kediri dengan masuk ke tubuh Macan Putih. Nyatanya berita tersebut juga sebatas angin lalu.

"Jujur saja memang sejak dulu ada ketergantungan pada APBD dan Gudang Garam, sehingga Persik kurang belajar menggali dana dari sumber lain. Sedangkan saat tidak ada support dari Gudang Garam, kami agak kesulitan mencari solusi alternatif. Ada tapi tidak besar," terangnya.

Sementara, kabar dari internal Persik, tertundanya acara launching tim juga dipengaruhi situasi keuangan klub. Manajemen belum bisa menyodorkan kontrak karena finansial belum mencukupi. Alhasil, launching yang sedianya dihelat 26 Januari, ditunda hingga 31 Januari.

"Manajemen masih belum mempunyai dana untuk mengontrak pemain, makanya launching ditunda. Wong sampai sekarang belum ada sponsor besar kok. Kalau situasinya tidak ada perubahan, mungkin ya mencari hutangan untuk kontrak pemain," kata sumber di tim Persik.

Dengan asumsi nilai kontrak pemain rata-rata Rp300-400 juta saja, maka klub butuh minimal Rp4-5 miliar untuk kontrak pemain. Itu dengan perkiraan komposisi tim berjumlah 25 pemain. Sedangkan nominal itu belum tertutupi oleh sponsor-sponsor teri yang ada sekarang.
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Galau Tanpa Sponsor Besar

Persik Kediri Dan Persebaya Surabaya Terdegradasi

Diposkan oleh Unknown on 08 August 2010

Tak Ada Yang Mau Mengalah, Sama-Sama Ngaplo

Liga Indonesia,-  Persik Kediri dan Persebaya Surabaya sama-sama terdegradasi. Kedua kesebelasan asal Jawa Timur ini kini menempati zona degradasi setelah Persebaya Surabaya memenuhi tekadnya tidak hadir di stadion Gelora
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Dan Persebaya Surabaya Terdegradasi

Tidak Hadir, Persik Menang WO atas Persebaya

Diposkan oleh Unknown

Pelita Jaya maju Ke Babak PlayOff Lawan Persiram Raja Ampat

Liga Indonesia,-  Partai tunda antara Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri di Jakabaring, Palembang, Minggu, 8 Agustus 2010, akhirnya jadi digelar, namun tanpa kehadiran Persebaya Surabaya yang kabarnya tidak berangkat ke
Baca SelengkapnyaTidak Hadir, Persik Menang WO atas Persebaya

Persebaya Pastikan Tidak Berangkat Ke Pelembang

Diposkan oleh Unknown on 07 August 2010

Surat Pembatalan Pertandingan Dari Persik Belum Dicabut

Liga Indonesia,-  Manajer Persebaya Surabaya Made Widiade mengatakan bahwa Persebaya dipastikan tidak akan berangkat ke Stadion Jakabaring Palembang, untuk melaksanakan pertandingan tunda Indonesia Super League
Baca SelengkapnyaPersebaya Pastikan Tidak Berangkat Ke Pelembang

Persebaya Surabaya : PSSI Jahat Sekali

Diposkan oleh Unknown

Tetap Gelar Laga Ulang Persik vs Persebaya Di Palembang

Liga Indonesia,-  Persebaya Surabaya menilai PT Liga Indonesia dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sangat keterlaluan, karena tidak pernah tegas menjalankan aturan yang telah dibuatnya sendiri.
Baca SelengkapnyaPersebaya Surabaya : PSSI Jahat Sekali

Polisi Cabut Ijin, Persebaya Surabaya Bisa Menang WO

Diposkan oleh Unknown on 03 August 2010

Polda Tidak Ijinkan Laga Ulang Di Jawa Timur

Liga Indonesia,-  Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kediri akhirnya mencabut rekomendasi pertandingan ulang antara Persik Kediri lawan Persebaya Surabaya setelah pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) tidak mengijinkan laga
Baca SelengkapnyaPolisi Cabut Ijin, Persebaya Surabaya Bisa Menang WO

Laga Tunda Persik vs Persebaya Fix tanggal 5 Agustus

Diposkan oleh Unknown on 24 July 2010

Persik Kediri Optimis Laga Tunda Tidak Mubazir

Liga Indonesia,-  Selain memastikan lolos ke babak semifinal Piala Indonesia (PI) 2010, kubu Persik Kediri dan Persikmania -sebutan pendukung Persik Kediri- juga mendapatkan satu kabar kepastian yang menggemberikan lagi. Yakni
Baca SelengkapnyaLaga Tunda Persik vs Persebaya Fix tanggal 5 Agustus

Persik Kediri Masih Berharap Tidak Terdegradasi

Diposkan oleh Unknown on 15 June 2010

Liga Indonesia,- Kesebelasan Persik Kediri masih berharap mendapatkan kesempatan tanding ulang kontra Persebaya Surabaya dari Badan Liga Indonesia. Klub itu terancam turun kasta pasca kegagalan penyelenggaraan pertandingan melawan Persebaya Surabaya di Jawa Tengah dalam Indonesia Super League (ISL) Edisi-II yang lalu.

Juru bicara Persik Kediri Nur Muhyar mengatakan upaya untuk mendapatkan kesempatan laga melawan Persebaya Surabaya itu terus dilakukan hingga hari ini. Meski upaya banding tersebut diprotes kubu Persebaya yang menghendaki kemenangan Walk Out (WO), namun Persik tetap menganggap kegagalan pertandingan kemarin bukan kesalahan panita penyelenggara. “Itu kan polisi yang tidak mengizinkan,” kata Nur Muhyar, Sabtu (12/6).
Baca SelengkapnyaPersik Kediri Masih Berharap Tidak Terdegradasi

Pelita Jaya, Persik dan Persebaya Rebutkan Zona Play-Off

Diposkan oleh Unknown on 31 May 2010

Liga Indonesia,- Persebaya Surabaya dan Persik Kediri masih menyisakan satu laga untuk mempertahankan diri di Indonesian Super League (ISL)musim 2009/10 ini. Mereka akan 'saling bunuh' di partai tunda untuk menyusul Persitara Jakarta Utara yang sudah terdegradasi.

Kondisi ini tercipta setelah Persebaya kalah telak 1-5 dari Bontang FC saat bertandang ke Stadion Mulawarman, Minggu (30/5/2010). Sementara itu Persik Kediri hanya bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah Persisam Samarinda.
Baca SelengkapnyaPelita Jaya, Persik dan Persebaya Rebutkan Zona Play-Off

Persisam Tanpa Beban, Persik Kediri Tahu Diri

Diposkan oleh Unknown on 29 May 2010

Liga Indonesia,- Persisam Samarinda memastikan diri lolos dari ancaman degradasi di ajang Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 setelah mengantongi poin 43 dari 33 laga. Saat Persisam Samarinda mencoba fokus mempersiapkan diri di ajang Piala Indonesia (PI) 2010 dimana Persisam Samarinda berusaha lolos ke babak 8 besar.  Persisam Samarinda akan menjalani partai penentu di Piala Indonesia, Kamis (3/6/2010) menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan Solo. Partai ini adalah partai terakhir penyisihan grup J.

"Beban kami berkurang setelah menang dari Persebaya 3-1 di ISL. Sekarang kami bisa lebih fokus ke Piala Indonesia," kata Hendri Susilo, Pelatih Persisam Samarinda. Hal senada juga dikatakan Manajer Tim Agus Setiawan, di ajang Piala Indonesia ini Persisam Samarinda akan serius. Bahkan, jika mungkin bisa jadi juara, maka Persisam Samarinda bertekad meraih gelar tersebut. "Kami tidak mematok target harus masuk babak berapa besar. Tapi target kami menang di setiap pertandingan. Dan kalau ada kesempatan bisa juara kenapa tidak," kata Agus Setiawan.
Baca SelengkapnyaPersisam Tanpa Beban, Persik Kediri Tahu Diri

Laga Persik Kediri vs Persebaya Surabaya Di Ulang

Diposkan oleh Unknown on 28 May 2010

Liga Indonesia,- Komisi Banding (Komding) PSSI membuat keputusan kontroversial. Mereka menganulir sanksi komisi disiplin (komdis) yang menyatakan Persik Kediri kalah 0-3 plus denda Rp 25 juta. Hal itu terjadi seiring dengan kegagalan panpel Persik Kediri menghelat laga melawan Persebaya Surabaya pada 29 April lalu.

"Memang benar kami mengabulkan banding Persik Kediri. Alasannya jelas, saat panpel gagal melaksanakan pertandingan, itu di luar kemampuan mereka," kata Rusdi Taher, ketua Komding PSSI, kemarin (27/5).
Menurut Rusdi, panpel Persik Kediri sudah berusaha keras untuk mengadakan pertandingan. Salah satunya, berusaha memindah pertandingan di Jogjakarta. Tapi, laga tetap batal dilangsungkan karena tidak ada izin keamanan dari pihak keamanan setempat.
Baca SelengkapnyaLaga Persik Kediri vs Persebaya Surabaya Di Ulang